Lestarikan Budaya, Pemkot Kediri Gelar Lomba Tari Kontemporer

Kediri- Pemerintah Kota Kediri melalui Disbudparpora,menggelar lomba Tari Kontemporer di Kawasan Goa Selomangleng Kota Kediri,Minggu (9/10).

Lomba Tari Kontemporer 2022 ini diikuti 13 grup tari. Peserta berasal dari komunitas, sekolah, kampus, sanggar yang berdomisi di Kota Kediri, dengan minimal usia peserta 16 tahun. Setiap tarian menggambarkan cerita dan pesan tentang Kediri.

Selain Walikota Kediri, Abdullah Abu Bakar,turut hadir pula Kepala Disbudparpora Kota Kediri Zachrie Ahmad, Kepala Sekolah SMA/SMK Kota Kediri, Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Kediri Raya Sri Rahayu, dan peserta Lomba Tari Kontemporer tahun 2022.

“Saya lihat dari tadi yang menari keren-keren. Sebelum tampil, saya lihat juga mereka pada latihan terlebih dahulu di sebelah sana. Dengan cara seperti inilah saya kira potensi-potensi akan terlihat semua,” ungkap Wali Kota Kediri.

Menurut Abdullah Abu Bakar Tari Kontemporer ini adalah cara untuk merespon zaman yang ada. Tentu tarian ini dari dulu sampai sekarang pasti memiliki pesan yang berbeda. Namun sangat disayangkan apabila tarian kontemporer ini bila tidak diperkenalkan atau dipamerkan. Hal itu membuat pesan yang terdapat dalam tarian tersebut tidak akan tersampaikan ke khalayak umum.

Wali Kota Kediri juga menyampaikan bahwa di Kota Kediri ini banyak tempat bagus yang bisa digunakan untuk memamerkan tarian. Contohnya di taman-taman Kota Kediri. Sanggar tari yang ada di Kota Kediri bisa menggunakan tempat-tempat tersebut. Karena tari-tarian itu bila hanya dipertontonkan saat pembukaan acara, terlihat ada yang kurang.

“Saya minta seluruh sanggar bisa kita pamerkan bersama-sama. Saya bantu nanti akan saya kasih lighting yang bagus, sound sistem yang bagus juga. Nanti kita gerakkan melalui sosial media biar semua orang bisa tonton dari situ dan bisa jadi hiburan,” terang Abdullah Abu Bakar.

Sebelum menutup sambutannya, Wali Kota Kediri menyampaikan pesan kepada seluruh masyarakat. “Boleh suka kebudayaan orang lain, tapi identitas kita adalah kebudayaan kita sendiri. Oleh karena itu, mari kita belajar budaya orang lain dan budaya kita sendiri. Supaya kita paham bahwa budaya kita beragam, layak dijual dan layak dilihat oleh seluruh dunia ini,” pesannya.

Terpisah kepala Disbudparpora Kota Kediri Zachrie Ahmad, mengatakan,
Pihaknya menyelenggarakan kegiatan ini sebagai menggali potensi sekaligus melestarikan tari khususnya kontemporer.

Sehingga, pihaknya mengundang ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Kediri untuk datang menyaksikan. Agar potensi dan bakat kemampuan sejumlah peserta yang rata-rata masih diusia muda bisa ditampung oleh PHRI.

“Kami ingin mengetahui potensi potensi di Kota Kediri, baik yang mereka duduk dibangku sekolah mau pun umum,”katanya.(adv/kom).

 

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.