Kediri-Sebanyak 10 Pekarangan Pangan Lestari (P2L) di Kota Kediri menerima bantuan bibit cabai organik dari Bank Indonesia Kediri bersama Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Kota Kediri hari ini, Senin (19/9). P2L merupakan kegiatan pemberdayaan kelompok masyarakat untuk budidaya berbagai jenis tanaman melalui kegiatan kebun bibit, demplot, pertanaman, dan pasca panen serta pemasaran.
Untuk diketahui, 3000 bibit cabai organik diberikan ke 10 titik P2L di Kota Kediri, dimana masing-masing P2L menerima 300 bibit cabai organik.
Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Mohammad Ridwan ketika mendampingi serah terima bibit cabai mengatakan Pemberian bibit tersebut dalam rangka Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP) yang dicanangkan BI secara nasional diseluruh daerah. Selanjutnya, Moh. Ridwan menambahkan akan selalu melakukan pendampingan melalui penyuluh pertanian hingga nanti proses panen.
“Cabai dipilih karena cabai merupakan salah satu komoditas yang harganya fluktuatif naik turun, apalagi beberapa waktu lalu harganya cukup melonjak tinggi. Dengan bantuan bibit ini masyarakat bisa mendapatkan kebutuhan pokok dengan mudah, murah dan tidak terpengaruh dengan kenaikan harga di pasaran,” jelasnya.
Dalam hal pupuk, Ridwan menghimbau kepada para kelompok wanita tani P2L untuk memanfaatkan pupuk organik dan kompos serta mengurangi penggunaan pupuk kimia. “Nantinya tidak menutup kemungkinan kita arahkan untuk menanam sayuran organik, namun saat ini masih kita upayakan untuk sayur sehat dengan menjauhkan dari pestisida dan pupuk kimia sehingga nanti ketika dikonsumsi masyarakat itu benar-benar aman. Kami sangat merekomendasikan untuk memanfaatkan pupuk organik, kompos untuk bisa dimanfaatkan sebagai media tanam dan ini sudah dibuktikan dan ada hasilnya ternyata dengan pupuk organik tanaman kita bagus, subur,” tuturnya.
Tidak hanya dimanfaatkan untuk konsumsi pribadi saja, Ridwan berharap hasil panen dari P2L bisa dijual dan dibeli masyarakat luas sehingga bisa menambah penghasilan para anggota kelompok wanita tani.
“Tujuan utamanya ini bisa survive dan bisa menambah income panjenengan. Dan sudah dibuktikan ibu-ibu bahwa produknya ini bisa menghasilkan income dengan cara produknya bisa dijual baik di pasar premium seperti di supermarket maupun dijual secara online sehingga harapannya bisa menginspirasi masyarakat untuk melakukan hal yang sama,” harapnya.
Sementara itu, Perwakilan dari BI Kediri mengatakan GNPIP dilakukan melalui 4 aksi nyata, yaitu deklarasi komitmen bersama pelaksanaan operasi pasar secara serentak untuk stabilisasi harga pangan, perluasan kesepakatan kerja sama perdagangan antar daerah untuk menjaga keberlangsungan pasokan dan mengurangi disparitas harga antar daerah, gerakan urban farming merdeka, dan program sosial BI berupa pemberian sarana dan prasarana pendukung pertanian.
“Ini termasuk dalam kegiatan Urban farming jadi kita mendorong gerakan pertanian perkotaan agar masyarakat di perkotaan juga bisa memproduksi pangannya sendiri. Semoga bibit cabai organik yang kita berikan dapat membantu pengendalian inflasi khususnya di Kota Kediri karena harga cabai sering fluktuatif. Jadi bapak/ibu yang aktif di P2L bisa mengkonsumsi hasil panen sendiri dan tidak perlu ke pasar,” ujarnya.
Di kesempatan yang sama, Dini Anik Lestari Ketua Kelompok Wanita Tani Exotree yang ada di Kelurahan Mojoroto mengatakan, ia bersama 30 orang anggota lainnya sudah aktif mengolah lahan seluas 400 meter persegi tersebut untuk kegiatan P2L sejak lima tahun lalu. “Alhamdulillah kita sudah berkali-kali panen, dan sayur yang biasa kita tanam yaitu sawi, kangkung dan terong. Untuk hasil panennya kita jual dan ada juga yang kita berikan ke anggota, kita bagikan untuk posyandu balita dan lansia,” imbuhnya.
Adapun 10 P2L penerima bantuan yakni Selade Berseri Dermo, Bumi Sejahtera Gayam, Exotree Mojoroto, Amarilis Bandar Kidul, Sekartaji Ngronggo, Sarang Cinta Bawang, Mawar Jamsaren, Flamboyan Ketami, Indah Lestari Pesantren dan Bangun Sejahtera Burengan.(adv/kom)
Tinggalkan Balasan