Ratusan Tukang Becak ‘Penunggu Sembako’

 

SEMAKIN BANYAK : Para tukang becak semakin banyak di Kota Kediri, yang berharap ada dernawan yang membagi sembako atau takjil

KEDIRI – Situasi ekonomi sulit di tengah pandemic Covid-19, lebih-lebih menjelang lebaran Idul Fitri, memunculkan fenomena baru di Kota Kediri, yaitu munculnya ratusan tukang becak yang tampak berjajar hampir di seluruh jalan-jalan protokol. Padahal secara praktis, penumpang becak relatif sudah turun drastic atau sangat kecil. Tidak seimbang dengan jumlah tukang becak yang bermunculan belakangan ini.

Di sepanjang Jalan Diponegoro misalnya, diperkirakan ada sekitar 25 sampai 30 tukang becak yang belakangan setiap hari mangkal, seperti di pertigaan kantor pos, pertigaan Balowerti, pertigaan SMPN 1, perempatan Matos, dan sebagainya. Padahal sebelumnya hanya ada sekitar 5 sampai 10 tukang becak. Fenomena serupa juga terjadi di Jl. Hasanuddin, Jl. Teuku Umas, Jl. A. Yani, Jl. PK Bangsa, dan sebagainya. “Kalau siang jauh lebih banyak Mas,”ujar Giarto, yang mengaku sudah puluhan tahun mangkal di pertigaan SMPN 1 (5/5/2020)

Menurut Giarto, mereka sudah tidak berharap banyak bisa mendapatkan penumpang. Sebab penumpang becak sekarang langka. Dalam sehari belum tentu mendapatkan penumpang. Sementara kebutuhan keluarga tidak bisa ditunda. “Saya malah sejak puasa belum narik penumpang,”saut Darmuji, yang ikut nimbrung bersama Giarto.

Tapi mengapa justru tukang becak semakin banyak? Giarto menjelaskan, umumnya mereka berharap ada orang yang bersedekah di tengah ekonomi sulit yang mereka hadapi. Kebetulan, belakangan ini juga sering ada orang yang membagi sembako. “Ya Alhamdulillah kalau pas ada orang bagi sembako. Bisa untuk anak istri,”tambahnya.

Sedangkan di sore hari, jumlah tukang becak yang mangkal semakin banyak karena biasanya ada orang-orang yang membagikan takjil untuk mereka. “Kalau yang paling sering ada ya takjil, hampir tiap sore,”tandas Giarto. (mam)

 

Hundreds of Pedicab Drivers ‘Grocers

KEDIRI – The difficult economic situation in the midst of the pandemic Covid-19, especially ahead of Eid-ul-Fitr, gave rise to a new phenomenon in the City of Kediri, namely the emergence of hundreds of pedicab drivers who appeared to be lined up almost all of the protocol streets. Whereas practically, rickshaw passengers have dropped dramatically or are very small. Not balanced with the number of pedicab drivers that have sprung up lately.
Along Jalan Diponegoro, for example, there are estimated to be around 25 to 30 pedicab drivers who later each day hangout, such as at the post office T-junction, Balowerti T-junction, SMPN 1 junction, Matos intersection, and so on. Whereas previously there were only about 5 to 10 pedicab drivers. A similar phenomenon also occurred on Jl. Hasanuddin, Jl. Teuku Umas, Jl. A. Yani, Jl. PK Nation, and so on. “In the afternoon, there are far more Mas,” said Giarto, who claimed he had been at the T-junction at SMPN 1 (5/5/2020)
According to Giarto, they did not expect much to get passengers. Because pedicab passengers are now scarce. Within a day does not necessarily get a passenger. While family needs cannot be postponed. “I have not even attracted passengers since fasting,” said Darmuji, who joined in with Giarto.
But why are there more and more pedicab drivers? Giarto explained, they generally hope that there are people who give alms in the midst of the difficult economy they face. Incidentally, lately there are often people who share groceries. “Alhamdulillah, yes, if there is someone for groceries. Can be used for wife and children, “he added.
Whereas in the afternoon, the number of pedicab drivers who hung more and more because usually there are people who distribute takjil for them. “If the most often there is takjil, almost every afternoon,” said Giarto. (mam)
Penyakit virus corona (COVID-19)
Dapatkan informasi terbaru

Kirim masukan
Histori
Disimpan
Komunitas

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.