Para Kyai Prihatin ‘Hilangnya’ KH. Hasyim Asy’Ari

Isu Jokowi 3 Periode, Kyai  Kekeuh 2 Periode

KEDIRI – Para kyai di Kediri, merasa prihatin dengan hilangnya sejumlah nama tokoh Islam pada kamus Bahasa Indonesia yang dikeluarkan oleh Kementrian Pendidikan, salah satunya adalah hilangnya nama KH Hasyim Asy’ari, salah satu pendidi Nahdlatul Ulama (NU). Keprihatinan itu, disampaikan para kyai saat pertemuan tertutup dengan Mentri Koordinator Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Panjaitan, di Ponpes Lirboyo, Senin (26/4/2021). “Saya sampaikan, perasaan para kyai sepuh itu ada beberapa keprihatinan,”ujar KH. Anwar Iskandar alias Gus War, usai mengikuti pertemuan tertutup dengan LBP.

MINTA BANTUAN KYAI : Luhut Binsar Panjaitan, KH Anwar Iskandar, dan KH An’im Falahuddin, usai pertemuan tertutup di Ponpes Lirboyo

Pertemuan tertutup itu antara lain dihadiri KH. Kafabihi Makhrus (Lirboyo), KH. An’Im Falahuddin (Lirboyo), KH. Abdullah Faqih (Langitan, Tuban), Ponpes Sidogiri, dan sebagainya. Menjelang pertemuan tertutup, para pejabat daerah seperti Walikota Abdullah Abu Bakar, Bupati Hanindhito Himawan Pramana, Kapolresta Kediri, Dandim 0809, dan jajarannya, semuanya diseluruh keluar ruangan. Sehingga di ruangan hanya tersisa para kyai dan LBP.   

BINCANG SANTAI : Walikota Abdullah Abu Bajkar dan Bupati Hanindhito HP, berbincang saat di luar ruangan sambil menunggu pertemuan tertutup para kyai dan LBP di Ponpes Lirboyo

Pada pertemuan tertutup itu, ada beberapa hal yang dibicarakan, antara lain LBP meminta bantuan para kyai untuk mengingatkan masyarakat bahwa pandemic Covid-19 belum selesai. Kedua, membicarakan beberapa isu nasional yang sedang berkembang di masyarakat.

Menurut  Gus War, ada beberapa keprihatinan yang disampaikan ke Mentri LBP. Pertama, Pancasila tidak masuk sebagai kurikulum di sekolah. Kedua, frasa agama akan diganti dengan pelajaran budi pekerti. Ketiga, tidak dicantumkannya KH. Hasyim Asy’ari pada kamus Bahasa Indonesia terbaru. “Monggo, bagaimana mengatasinya. Dicabut kembali, diganti atau bagaimana baiknya. Tapi ternyata menurut Mentri, semuanya masih konsep,’tandas Gus War.

Saat ditanya apakah isu Jokowi Presiden tiga periode juga dibahas dalam pertemuan itu, Gus War menegaskan bahwa soal isu Jokowi tiga periode tidak dibicarakan dalam pertemuan tertutup itu. Hanya, Gus War menegaskan terkait isu Jokowi tiga periode, kyai kekeuh berpegang pada Undang – Undang. “Karena di undang – undang dua periode, ya dua periode,”jelasnya.

Sementara itu, LBP tidak mau banyak bicara pada awak media. Usai pertemuan tertutup, LBP hanya sempat menjelaskan sedikit terkait perkembangan pembangunan Bandara yang sudah berjalan sekitar 51 persen dan permintaanya kepada para kyai untuk mengingatkan masyarakat bahwa pandemi covid – 19 belum selesai.

Saat ditanya tentang isu Jokowi tiga periode, LBP tidak menjawab dan langsung berjalan menuju mobil yang sudah menunggunya , tanpa menjawab sedikit pun. (mam)

 

The Kyai Are Concerned About the “Disappearance” of KH. Hasyim Asy’Ari

Jokowi Issues 3 Periods, Kyai Kekeuh 2 Periods

KEDIRI – The kyai in Kediri are concerned about the loss of the names of Islamic figures in the Indonesian dictionary issued by the Ministry of Education, one of which is the loss of the name KH Hasyim Asy’ari, a Nahdlatul Ulama (NU) educator. This concern was conveyed by the kyai during a closed meeting with the Coordinating Minister for Maritime Affairs and Investment, Luhut Binsar Panjaitan, at the Lirboyo Islamic Boarding School, Monday (26/4/2021). “I conveyed that there are some concerns about the feelings of the elderly kyai,” said KH. Anwar Iskandar alias Gus War, after attending a closed meeting with LBP.
The closed meeting was attended, among others, by KH. Kafabihi Makhrus (Lirboyo), KH. An’Im Falahuddin (Lirboyo), KH. Abdullah Faqih (Langitan, Tuban), Ponpes Sidogiri, and so on. Approaching the closed meeting, regional officials such as Mayor Abdullah Abu Bakar, Regent Hanindhito Himawan Pramana, Kapolresta Kediri, Dandim 0809, and his staff all left the room. So that only the kyai and LBP were left in the room.
At the closed meeting, several things were discussed, including the LBP asking for help from the kyai to remind the public that the Covid-19 pandemic was not over. Second, discussing several national issues that are currently developing in society.
According to Gus War, there were several concerns that were conveyed to the Minister of LBP. First, Pancasila is not included in the school curriculum. Second, religious phrases will be replaced with character lessons. Third, KH. Hasyim Asy’ari in the latest Indonesian dictionary. “Monggo, how to solve it. Pulled back, replaced or how good. But it turns out that according to the Minister, everything is still a concept, “said Gus War.
When asked whether the three-term Jokowi issue was also discussed at the meeting, Gus War emphasized that the three-term Jokowi issue was not discussed in the closed meeting. However, Gus War emphasized that regarding the three-term Jokowi issue, the kyai insisted on sticking to the law. “Because the law is two terms, yes two periods,” he explained.
Meanwhile, LBP didn’t want to talk much to the media crew. After the closed meeting, LBP only had time to explain a little regarding the development of airport development which had been running for about 51 percent and asked the kyai to remind the public that the Covid-19 pandemic was not over. (mam)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.