Sumbangan dan Penyumbang

Oleh : Imam Subawi

Wartawan Kediripost

“Mas, itu tenan to info pabrik isih mlebu. Lha wonge ewon terus pie kuwi?,” tanya Siman, seorang teman, saat ketemu di sebuah warung kopi bawah jembatan, dengan mimik serius sambil menunjukkan link berita kediripost. Yaa…. maklumlah… orangnya memang seriusman. Hee…he… “Yo bener to massss…., nek gak bener bisa diamuk orang saya,”jawabku sambil menyeruput kopi panas yang baru saja disuguhkan penjaga warung.

“Lha terus? Kok iso? Apa gak bahaya? Ribuan orang lo itu?” tanyanya lagi, seakan pingin menyelidik. “Ya bisa saja to. Di Indonesia ini, semua bisa. Seharusnya bisa, menjadi tidak bisa, ya bisa. Seharusnya tidak bisa, nyatanya bisa, ya banyak,”sautku seakan berfilosofi alias kakean Sotho (tembakau,Ind) dan afi… eh sori… api. Hee…he..

“Ahhh….Bahaya itu kan tinggal siapa yang mengatakan? Nek satu juta orang seperti saya, sampean, atau kang Jamin sing omong bahwa itu bahaya, nyatanya  jalan terus… yo berarti gak bahaya. Nek aparat atau pemerintah sing mengatakan sholat Jumat bahaya, ya berarti bahaya. Harus dioprak-oprak, suruh bubar. Kita ngopi di warung ini, kalo aparat tahu dan dinilai bahaya, yo warunge suruh tutup mas ,”jawabku dengan nada ketus, tanpa menengok wajah Siman… (Ampuunnn ya Siman…bukan maksudku gak memperhatikan, tapi karena aku butuh menyulut rokokku yang masih separo tapi apinya mati… ampuuunnnnn. Hee…he..

“Kok gitu ya? Kok rasanya aturannya beda? Kumpul yang lebih besar boleh, kumpul yang sedikit-dikit dilarang?,”kejar Siman, dengan rasa penasarannya yang masih menggumpal.

Oalah…. tanya kok ngejar terus. Kok ngluwih-ngluwihi wartawan. Nerocos gak ada habisnya. Oalah yooo…yoooo… Bingung juga aku jawabnya. Wong aku yo gak ngerti. He…hee…

“Lha kalau Jumatan dioprak, Libur, kan lumayan gak keluarkan uang ‘sumbangan’ ke masjid. Kalau kita kerja di pabrik, kan kita bisa dapat gaji, kadang bisa minta sumbangan to brooo,”kata Julio yang tiba-tiba nyaut ikut bicara dengan setengah agak ngawur.

“Hussshhhh…. Ngawur kamu. Uang yang kita isi di kotak Jumatan itu bukan sumbangan, tapi shodaqoh jariah kita. Itu harta sampean sebenarnya yang akan sampean bawa di akhirat nanti,”kataku menyauti Julio dengan nada agak marah. Ampunn…Mas Julioooo

‘Wiss.. wiiiss…Itu bukan urusan kita.  Urusane awake dewe iku, pokok kopiku dibayari Kang Siman. Yo Kang Siman yo,”kataku sambil ngeloyor pergi, karena suara adzan di masjid sudah berkumandang, tanpa menunggu jawaban Kang Siman. (*)

Donations and Contributors

By: Imam Subawi

Journalist Kediripost

“Mas, that is rigt that info on the sugar factory.  There are housands of peple keep on baking, how that? Well … it’s known … the person is really serious. Hee … he … “Yo really to massss …, Grandma, I can’t really be stuck by my people,” I replied, sipping hot coffee that was just served by the shopkeeper.
“So what? Why can be? Is it not dangerous? Thousands of you? ” he asked again, as if he wanted to investigate. “Yes, it could. In Indonesia, everything can. You should be able to, you can’t, you can. It shouldn’t be, in fact it can, yes a lot, “I said as if philosophizing alias Sake more match  (tobacco, Ind) and afi … eh sorry … fire. Hee … he …
“Ahhh … The danger is that just who says? Grandma one million people like me, sampean, or Kang Jamin sing saying that it’s dangerous, in fact the road continues … yo means not dangerous. Grandma, the government official or the government said Friday prayers were dangerous, so that meant danger. Must be crushed, told to disperse. We have coffee in this shop, if the authorities know and are judged to be dangerous, yo warunge tells me to close the lid, “I answered in a curt tone, without looking Siman’s face … (Ampuunnn ya Siman … I don’t mean to not pay attention, but because I need to light my cigarette which is still half but the fire is dead … hehe … He … he …
“How’s that? How do you feel the rules are different? Larger gatherings are permitted, small gatherings are banned ?, ”pursues Siman, with his curiosity still clumping.
Oh …. ask why keep chasing. How come you are a journalist. Nerocos are endless. Ooo yooo … yoooo … I’m also confused. Wow, I don’t understand. He … hee …
“Even if Friday is rented, Holidays, it’s quite not to spend money” donations “to the mosque. “If we work in a factory, we can get a salary, sometimes we can ask for donations to brooo,” said Julio, who suddenly spoke along with the half rather inconsequential.
“Hussshhhh …. You reckless. The money we fill in the Friday box is not a donation, but our prayers. That is the actual you treasure that will be brought along in the hereafter, “I said to Julio in a rather angry tone. Gosh … Julioooo
‘Enough … Enought … That’s none of our business. The business is awake dewe iku, my coffee is paid for by Kang Siman. Yo Kang Siman, yo, “I said, wandering away, because the call to prayer in the mosque was already ringing, without waiting for Kang Siman’s answer. (*)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.