Pasar Tidak Mungkin Menampung Seluruh PKL
KEDIRI – Gejolak PKL terkait ‘penertiban’ yang dilakukan oleh Disperindag dan Satpol PP, jika sampai pada tingkat ‘penggusuran’ tampaknya perlu dipertimbangkan berbagai sisi, bukan serampangan, karena sangat potensial menimbulkan efek yang meluas, soal ekonomi rakyat, hingga potensi kemungkinan efek ke kriminalitas.
Perusahaan Daerah (PD) Pasar Joyoboyo, Kota Kediri, menyediakan tenda ukuran 2 x 2 meter di beberapa lokasi pasar untuk pengalihan lokasi para Pedagang Kaki Lima (PKL) yang ‘tergusur’ akibat penertiban oleh Pemkot Kediri.
Kepala PD Pasar Joyoboyo Kota Kediri, Djauhari Lutfi, saat dikonfirmasi menjelaskan, beberapa pasar yang disediakan untuk menampung PKL antara lain di Pasar Paing, Pasar Setonobetek, dan Pasar Bandar, dengan jumlah daya tamping yang berbeda-beda. “Tidak semua ditampung di pasar-pasar, ada juga yang direncanakan ditampung di kawasan Taman Brantas,”ujar Lutfi.
Saat ditanya apakah daya tampung pasar mampu menampung seluruh PKL di Kota Kediri ? Lutfi mengaku daya tamping pasar untuk PKL memang terbatas, tidak mungkin mampu menampung seluruh PKL di Kota Kediri.
Di Pasar Bandar misalnya, PD Pasar menyediakan 10 tenda, 5 untuk PKL pagi dan 5 untuk PKL sore. Sedangkan di Pasar Setobetek bagian selatan, bisa menampung sekitar 30 PKL. “Kalau di Setobetek, misalnya PKL baru ditaruh di depan sebelah utara, bisa menimbulkan kecemburuan pedagang lama,”tambahnya.
Sedangkan untuk di Pasar Banjaran, pihaknya sedang merancang untuk memberikan lokasi bagi pedagang angkringan. “Lokasinya sedang kita persiapkan,”katanya.
Lutfi mengakui, tidak semua PKL bisa ditampung di pasar, karena daya tamping terbatas dan karakteristik PKL berbeda-beda. “Misalnya PKL tambal ban dan tukang cukur, tidak mungkin masuk pasar,”jelas Lutfi.
Berkaitan dengan penertiban PKL, lanjut Lutfi, pihaknya hanya sebagai penampung. Sedangkan urusan penertiban, menjadi urusan OPD lain. (mam)
Tinggalkan Balasan