Isu Jual Beli Jabatan Merebak, Calon Jadi Sudah Ploting?
KEDIRI– Isu terkait jual beli pengisian massal lowongan perangkat desa di Kabupaten Kediri, kini mulai merebak di kalangan sebagian masyarakat. Khususnya, terkait dengan pengumuman pendaftaran pengisian perangkat desa, yang kini sudah dibuka oleh sejumlah desa. Isu yang berkembang, ‘harga’ untuk menjadi perangkat desa bervariasi, mulai sekitar Rp 500 juta hingga Rp 1 miliar.
Penelusuran Kediri post di beberapa desa yang berbeda, ada beberapa isu yang berkembang di sejumlah desa yang akan mengisi perangkat desa. Pertama, para calon perangkat yang akan jadi atau menang, sudah ada ploting, atau sudah ditentukan siapa nanti kira-kira yang akan jadi.
Kedua, ploting calon yang akan jadi perangkat desa itu, dikabarkan ada yang ‘titipan’ oknum Camat, oknum Kepala Desa, oknum perangkat desa, atau orang kaya di desa. Beberapa pendaftar calon perangkat desa itu, beberapa di antaranya adalah anak, menantu, atau saudara perangkat desa itu sendiri. Sempat juga muncul isu, adanya oknum orang kuat di lingkungan Pemkab Kediri, yang ikut-ikutan ‘bermain’ dalam berbagai bentuk.
Ketiga, isu jual beli jabatan. Artinya, siapa yang berani membayar dengan harga tertentu, jabatan perangkat desa itu akan diberikan kepadanya. Berdasarkan isu yang berkembang, umumnya ‘harga; yang ditawarkan sekitar Rp 500 juta sampai sekitar Rp 1 miliar.
Harga jabatan itu, mempertimbangkan pada jenis jabatannya dan luas tanah bengkok yang akan diterima. Misalnya Kaur Kesra, Kamituwo, Sekretaris Desa (Sekdes), dan sebagainya. Umumnya, berdasarkan isu itu, jabatan Sekdes diplot dengan ‘harga’ paling mahal.
Kediri post, juga sudah mengantongi sejumlah nama yang diprediksi atau diisukan akan terpilih menjadi perangkat desa, di sejumlah desa dari kecamatan yang berbeda. Akibat isu ploting dan ‘harga’ beli jabatan perangkat desa yang mahal itu, beberapa calon pendaftar akhirnya mengundurkan diri. Namun, ada juga yang tetap nekat mendaftarkan diri.
Berdasarkan data yang diperoleh Kediri Post, pengisian massal lowongan perangkat desa itu, total ada 165 desa dengan 325 lowong perangkat, yang terbagi dalam 25 kecamatan. Tertinggi di Kecamatan Mojo, yaitu 14 desa dengan 46 lowongan perangkat desa.
Jika isu jual beli jabatan perangkat desa itu benar, dan isu harga rata-rata satu lowongan perangkat di atas Rp 500 juta itu benar, maka prediksi uang yang beredar untuk transaksi lowongan perangkat desa bisa menembus angka Rp 160 miliar lebih, yaitu Rp 500 juta x 325 lowongan perangkat desa. Lalu, siapa saja yang bermain-main dengan uang lowongan jabatan perangkat desa itu?
Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintah Desa (DPMPD), Kabupaten Kediri, Agus Sucahyono, saat akan ditemui di kantornya, dia sedang tidak ada di tempat. Saat dihubungi memalui saluran WA, dia tidak memberikan jawaban. (mam)
Tinggalkan Balasan