Maksudnya Apa? Sudah 95 Persen, Diputus Kontrak?

PU Temukan Kesalahan, Ditanya Rekom, Ditertawakan, Marah?

Menelisik Mangkraknya Proyek Alun-Alun Kota Kediri (11)

Oleh : Imam Subawi

Wartawan Kediri Post

KEDIRI- Kasus mangkraknya proyek alun-alun Kota Kediri, terus memunculkan misteri yang menyelimuti. Dua pihak, antara Dinas PUPR dan kontraktor penyedia, terlihat sering engkel-engkelan mempertahankan pendapat masing-masing.

Engkel-engkelan itu, terlihat saat pemeriksaan lapangan terkait sengketa proyek alun-alun itu, antara tim arbitrase, Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (LKPP), tim Dinas PUPR Kota Kediri, tim dari kontraktor, konsultan pengawas, dan sebagainya.

PEMERIKSAAN LAPANGAN : Tim LKPP, Arbitrase, kontraktor, Dinas PUPR, pengawas, dan lainnya saat meninjau lokasi proyek alun-alun Kota Kediri yang mangkrak

Secara umum, tim Dinas PUPR berkutat pada temuan di lapangan bahwa ada 12 titik yang dites kekuatan betonnya, semuanya tidak sesuai spek, yaitu K250.  “Ya setidaknya,. tidak sesuai spek itu,”ujar Dedi, salah seorang tim dari Dinas PUPR.

Setiap kali tim dari Dinas PUPR menjelaskan temuan mereka di lapangan, tentang ketidaksesuaian dengan spek, tim arbitrase sebenarnya selalu menanyakan, apa rekomendasi PU dari temuannya itu?  “Rekomendasinya apa? Lha iya, rekomendasinya apa?” tanya tim arbitrase.

Namun, berkali-kali pertanyaan tentang apa rekomendasinya apa, berkali-kali pula tidak disampaikan jawaban yang jelas. Tidak ada satu pun yang dijawab, atau kadang mereka diam saja, kadang juga ditimpali oleh tim lain dari Dinas PUPR, bahwa nanti semuanya akan disampaikan di persidangan arbitrase.

Satu saat,  tim arbitrase kembali bertanya apa rekomendasinya? mendengar pertanyaan itu, beberapa orang langsung tertawa, haaa…haaa… seakan mereka sudah tahu bahwa pertanyaan itu tidak akan dijawab. Gara-gara ditertawakan, salah seorang tim Dinas PUPR langsung emosi, marah. “Haaii.. jangan tertawa,”sautnya, dengan nada setengah emosi.

“Nanti bertemu, semuanya disampaikan lengkap Bu,”Kata salah seorang tim dari Dinas PUPR yang lain, menimpai pernyataan temannya satu tim, kepada salah seorang tim arbitrase.

Terkait temuan Dinas PUPR itu, kadang ditimpali oleh konsultan pengawas, bahwa yang diambil sampel untuk dicek laboratorium oleh Dinas PUPR, sengaja dari titik yang kurang sesuai. Padahal, hanya beberapa titik yang beton yang tidak sesuai. “Ya memang sengaja yang diambil di tempat yang tidak sesuai,”timpal salah seorang dari pengawas, menyauti pernyataan dari tim Dinas PUPR.

Pihak konsultan itu juga sempat menyebut karakter beton, yang kadang memang perlu menunggu waktu agar kekuatannya sesuai dengan yang direncanakan. Kadang dalam waktu satu bulan atau dua bulan, kekuatan belum sesuai. Tapi setelah tiga bulan, kekuatannya bisa sesuai. “Makanya ada waktu perawatan,”katanya.

Sedang pihak kontraktor, menyebut sebenarnya pihaknya sudah memberikan beberapa masukan ke perencana, salah satunya soal ketebalan beton, yang menurut kontraktor seharusnya kurang tebal. Tapi semua masukan yang diberikan kontraktor, ditolak. Sehingga, kontraktor mengaku hanya berusaha melaksanakan proyek sesuai dengan  perencanaan. “Sudah 95 persen, kurang 5 persen, diputus kontrak itu ada apa?,”ujar Supoyo, dari pihak kontraktor. (mam/bersambung)  

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.