Mangkrak, Desain ‘Tak Layak’ Disebut Alun-Alun?

Nyaris Separo Bangunan, Tanpa Kearifan Lokal?

Menelisik  Mangkraknya Proyek Alun-Alun Kota Kediri (6)

Oleh : Imam Subawi

Wartawan Kediri Post

KEDIRI-  Pembangunan proyek alun-alun Kota Kediri yang kini mangkrak, selain memunculkan spekulasi kemungkinan adanya penyimpangan proyek, ternyata juga memunculkan asumsi pada sisi lain di sebagian masyarakat. Jika proyek alun-alun itu tuntas, alun-alun Kota Kediri seakan-akan sudah tidak identik sebagaimana alun-alun pada umumnya di daerah-daerah lain.

BANGUNAN TERLIHAT LEBIH MENONJOL : Salah satu sisi bangunan alun-alun Kota Kediri yang mangkrak

Alun-alun, selalu identik serupa dengan lapangan yang luas, terbuka, nyaris tanpa dominasi bangunan, sebagai pusat kegiatan dan berkumpulnya masyarakat. Jika ada bangunan, biasanya hanya kecil di pinggir untuk kebutuhan tertentu.

Namun, desain alun-alun  Kota Kediri yang kini mangkrak, jika dilihat secara sekilas, sekitar 1/3 lebih hingga sekitar hampir separo dari luasan alun-alun, berubah menjadi bangunan. Sehingga secara umum, yang terlihat dari alun-alun itu, bukan lagi area terbuka hijau yang luas, tetapi lebih menonjol bangunannya.

RELEIF SEJARAH HILANG : Patung Mayor Bismo yang dipindah ke sisi barat bagian selatan

Kesan itu, karena bangunannya tergolong cukup luas dan tinggi atau dua lantai.  Bangunan inilah yang seakan akan menjadi identitas  baru alun-alun Kota Kediri.  Disambung dengan adanya bangunan yang menjorok panjang hingga hampir ke tengah, ditambah bangunan di sisi barat dan timur memanjang dari selatan ke utara.

Patung Mayor Bismo yang selama ini menjadi ikon alun-alun Kota Kediri, juga dibuatkan bangunan baru di sisi barat sebelah selatan. Ruang Terbuka Hijau (RTH) yang ada, nyaris tinggal sekitar setengah dari luas alun-alun.  Identitas alun-alun, seakan hilang.

Cerita sejarah tertulis dan bergambar tentang Mayor Bismo yang dulu berada tepat di tengah alun-alun, juga sudah hilang. Pada bangunan patung Mayor Bismo yang baru, cerita sejarah itu sudah tidak ada lagi. Sehingga patung Mayor Bismo itu tinggal sekadar patung tanpa catatan sejarah di bawahnya. Kaum milenial Kota Kediri, tidak lagi bisa mengetahui  kepahlawanan  Mayor Bismo di alun-alun Kota Kediri.

Harianto Sakkal, salah satu ahli desain rancang bangun di Kota Kediri, membenarkan kesan hilangnya identitas alun-alun Kota Kediri di proyek yang sekarang sedang mangkrak itu. Dia juga menilai kurangnya memasukkan nilai-nilai local, budaya, dan kearifan local masyarakat. “Alun-alun itu, seharusnya harus tetap mengakomodir kearifan local, nilai nilai budaya masyarakat yang berkembang, karena alun-alun menjadi salah satu tempat aktivitas dan berkumpulnya masyarakat. Selain itu, terkesan kurang sinkron dengan konsep bangunan pendopo Kabupaten Kediri,”ujarnya. (mam/bersambung)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.