KEDIRI – Tema Immigration Smart Office yang dilekatkan dalam acara peresmian gedung baru tiga kanim di jajaran Kanwil Kemenkumham Jatim hari ini (23/1) nampaknya bukan hanya pepesan kosong. Berbagai peningkatan layanan berbasis teknologi informasi dan hak asasi manusia membuat layanan keimigrasian sangat kekinian. Meski begitu, nuansa lokal juga diberikan untuk membuat pengguna layanan seperti berada di rumah sendiri.
Dari sisi arsitektur, kantor imigrasi yang baru didesain khusus untuk memberikan kenyamanan bagi pengguna layanan. Nuansa futuristik dipadu dengan kearifan lokal membuat masyarakat lebih nyaman dan merasa berada di rumah sendiri. Seperti yang ada di Kanim Ponorogo, dinding kantor diberi motif bulu merak yang sangat khas kota reog itu. Bahkan, desain yang sangat mewakili identitas kota Ponorogo itu sudah mendapatkan apresiasi dari Pemda Setempat. “Kami ingin mengangkat identitas Ponorogo lewat ciri khas sehingga lebih dikenal dan dibanggakan,” ujar Kakanim Ponorogo, Hendrya Widjaya.
Kesan futuristik ditunjukkan dengan sistem pendingin dan penerangan ruangan telah terkomputasi dan dapat menyesuaikan dengan kebutuhan yang ada serta bisa dikontrol dari jarak jauh. Dari segi keamanan, IP Camera telah terpasang di setiap sudut kantor. Dengan teknologi tersebut, pemantauan kondisi kantor bisa dilakukan di mana pun dan kapan pun melalui smartphone. Begitu juga keberadaan gate barrier yang akan memberikan akses khusus bagi pengguna layanan yang terdaftar saja. “Kartu akses ruang layanan hanya diberikan kepada pemilik nomor antrian, sehingga dapat dipastikan layanan keimigrasian bebas dari pungli dan percaloan,” ujar Kakanim Kediri, Rakha Sukma Purnama.
Disamping itu, kami tidak pernah lelah melakukan inovasi kinerja berbasis teknologi informasi. Berbagai aplikasi telah diciptakan jajaran kami, diantaranya aplikasi “Cek Paspor” untuk memudahkan masyarakat mengetahui status permohonan paspor mandiri. Bagi pemohon yang sedang menunggu paspor diterbitkan, bisa mengetahui status permohonan melalui aplikasi berbasis android. “Aplikasi ini memberikan informasi yang pasti akurat sehingga bisa memberikan kepastian kepada pemohon,” ujar Kakanim Pamekasan, Usman.
Selain itu, dalam memantau pergerakan orang asing, kami memiliki tim pengawasan orang asing (TIMPORA) terbanyak di Indonesia. Untuk menunjang kinerja yang profesional dan real time, kami menciptakan sebuah aplikasi “Mobile Pantau Orang Asing.” TIMPORA di lokasi dapat melaporkan keberadaan orang asing melalui fitur tangkap koordinat, input nama dan foto. Setelah menerima laporan, petugas imigrasi akan menelusuri hasil laporan TIMPORA. “Cukup dengan mengklik data laporan, maka aplikasi akan membuka mesin pencari lokasi google maps yang akan memandu perjalanan menuju koordinat yang dimaksud,” lanjut Usman.
Untuk mengakomodir kelompok rentan seperti penyandang disabilitas, manula, ibu dan anak-anak, kami memiliki berbagai fasilitas layanan yang berbasis hak asasi manusia. Keberadaan halte ramah HAM akan memudahkan masyarakat untuk mendapatkan layanan prioritas secara prima. Selain itu, proses pengambilan paspor dilakukan dengan cepat dan efisien dengan layanan drive thru. Tidak itu saja, layanan emergency paspor siap melayani masyarakat yang kesulitan hadir langsung ke kantor imigrasi. “Ini bagian dari komitmen kami memberikan layanan yang terbaik bagi masyarakat sebagai pengguna layanan,” tutup Rakha. Welcome To The Future, Immigration Smart Office! (bad)
Tinggalkan Balasan