Kediri- Kampus Universitas PGRI Adi Buwana (UNIPA) Surabaya sekarang sedang menggelar tes perangkat desa yang pertama kalinya. Acara digelar di Balai Desa Tunglur Kecamatan Badas,Jumat (12/4).
Data yang dihimpun, tes pertama yang digelar UNIPA Surabaya tersebut ada 3 desa. Yakni Desa Canggu, Krecek dan Blaru. Untuk Desa Canggu ada 4 lowongan perangkat desa, desa Krecek ada 3 lowongan, dan Desa Blaru ada 3 lowongan perangkat Desa.” Sehingga totalnya ada 10 lowongan perangkat desa,” ujar Sapto Noko Kepala Desa Canggu .
Sementara peserta yang mengikuti tes perangkat desa ada 48 orang. Dan yang tidak hadir satu orang,karena masih berhalangan.
Pria yang akrab disapa dengan Sapto tersebut menambahkan memang sengaja menggunakan pihak Ke-3 Kampus UNIPA, karena kampus tersebut sudah memenuhi persyaratan.Diantaranya sudah terakreditasi B. Bahkan hampir menjadi akreditasi A.” Selain itu untuk menggunkan pihak Ke-3 adalah wewenang desa yang bersangkutan
Dan saya berharap desa-desa lain akan mengikuti agar juga bisa membandingkan antara kampus Unibraw,IAIN dan Unipa,” tutupnya.
Menurutnya dengan menggunkan pihak Ke-3 Unipa agar tes perangkat desa bisa lebih berwarna.Kalau selama ini hanya biasanya menggunkan Unibraw Malang dan IAIN Tulungagung dengan adanya UNIPA lebih bisa mewarnai adanya tes selama ini.
Pantauan dilapangan suasana tes terlihat sangat ketat sekali. Selain petugas yang tidak berkepentingan benar-benar dilarang masuk. Hal itu menjaga kelancaran tes dan juga untuk mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan.
Dan untuk tes dibagi menjadi tiga sesi. Sesi pertama meliputi tes kemampuan akademik, yang terdiri dari pendidikan agama,pancasila, UUD 1945, pengetahuan umum,Bahasa Indonesia dan Matematika. Dan sesi kedua adalah psikotes dan sesi terakhir praktek komputer.
Dan untuk skornya tes akademik 50 persen. Terdiri 100 butir soal dengan waktu pengerjaan 90 menit. Sesi kedua juga 100 soal 90 menit dengan skor 30, dan terakhir praktek komputer kita sediakan waktu 60 menit dengan skor 20 persen. Sehingga nilai total genap 100 persen.
Hasil tes tersebut bisa langsung dilihat pada malam harinya. Yakni sekitar pukul 22.00 Wib di masing-masing balai desa.
Terpisah Ketua Paguyupan Kepala Desa ( PKD) Yohansyah Iwan Wahyudi menjelaskan hasil tes tersebut bukan menjadi acuan satu-satunya untuk bisa menjadi perangkat desa.Akan tetapi masih ada acuan dan pertimbangan lain. Seperti kecakapan sosial di lingkungan desa dan pertimbangan lainnya.
” Hasil tes tersebut dijadikan salah satu acuan untuk di mintakan rekomendasi ke Kecamatan. Prosesnya yakni maksimal 50 persen peserta nilai tertinggi diajukan ke kecamatan untuk dimintakan rekomendasi ke pihak kecamatan.Misalnya lowongan perangkat desa Sekdes yang nilai tertinggi ada 10 orang,maka maksimal bisa di ajukan 5 orang untuk dimintakan rekomendasi,dan hasil rekomendasi tersebut akan dilantik menjadi perangkat,” ujarnya.(bad)
Tinggalkan Balasan