Belum Bayar Bulanan, Siswa SMAN ‘Dipermalukan’ di Grup ?

Menelisik Adanya Dugaan Pungli di SMAN Kota Kediri (1)

Belum Bayar Bulanan, Siswa ‘Dipermalukan’ di Grup

Dugaan ‘Pungli’ di SMAN Kediri, Khofifah Bungkam

KEDIRI- Rumor tentang adanya dugaan pungli untuk para siswa di sekolah negeri, terus menggelinding di masyarakat. Gembar-gembor sekolah gratis, seakan hanya lips service, jauh api dari panggang. Pendidikan gratis di Jawa Timur, hanya semacam lelucon belaka yang tidak ada realitasnya. Meskipun sudah ada dana Bantuan Operasional Siswa (BOS) dari Pemerintah pusat dan dana Biaya Penunjang  Operasional Penyelenggaraan Pendidikan (BPOPP) dari Pemerintah Provinsi Jawa Timur, ‘pungli’ seakan terus berjalan.

BUNGKAM DUGAAN PUNGLI DI SEKOLAH : Khofifah Indar Parawansa, Gubernur Jawa Timur, usai pertemuan di Kediri

Istilah Sumbangan Pembinaan Pendidikan (SPP) sudah dihapus sejak beberapa tahun lalu, untuk mengesankan bahwa Pendidikan gratis. Namun, muncul sumbangan ke wali murid dengan istilah baru, yaitu sumbangan sukarela. Namun, jumlah ditentukan dan harus dibayarkan setiap bulan, sama persis dengan pola pembayaran SPP.

Kasus dugaan adanya ‘pungli’ terhadap para siswa di sekolah-sekolah SMAN/SMK di Jawa Timur, khususnya di Kediri, Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa, bungkam. Saat ditanya Kediri Post terkait adanya dugaan ‘pungutan liar’ atau pungli, Khofifah menolak memberikan jawaban alias  bungkam. Khofifah hanya meminta agar wartawan konfirmasi ke komite. “Ke komite saja ya, ke komite,”ujar Khofifah, ditemui usai acara pertemuan di kantor Badan Pendapatan Daerah (Bapenda) Jawa Timur di Kediri, Rabu (27/8/’25), sambil terus berjalan menuju ke mobilnya.

Penelusuran Kediri Post, rumor tentang adanya dugaan ‘pungli’ para orang tua siswa SMAN/SMKN di Kota Kediri itu, terjadi di hampir semua SMAN/SMKN. Hanya saja, jumlahnya berbeda-beda, sekitar Rp 125 hingga Rp 150 ribu per bulan/siswa dengan kedok bantuan sukarela.

N, salah seorang wali siswa yang ditemui Kediri Post, mengaku pihaknya merasa keberatan dan terpaksa dengan adanya bantuan sukarela itu. Meskipun bunyinya sukarela, tetapi kenyataannya seperti dipaksa, karena ‘dipaksa’ menulis untuk bersedia membantu sekolah dengan nilai yang sudah ditentukan. “Kalau sukarela itu kan semampunya, tapi in ikan harus dibayar dengan nilai yang sudah ditentukan,”jelasnya.

Selain itu, jika belum membayar sumbangan bulanan, nama siswa yang belum membayar itu diunggah di grup, kemudian ditandai siapa yang sudah membayar dan siapa yang belum membayar, seakan mereka ‘dipermalukan’ di grup sekolah. “Kan kita malu kalau diumumkan bahwa kita belum bayar. Kalau belum punya uang, setiap bulan bisa dipermalukan,”jelasnya.

Apa makna bungkamnya Khofifah terhadap dugaan adanya ‘pungli’ di SMAN Kota Kediri? Apakah melakukan pembiaran? Apakah menyetujui ? apakah tidak mau tahu? Atau ada makna lain?  (mam/bersambung)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.