Bandara Kediri Selesai Tahun 2023/2024, Ini Peluang Ekonomi Kota Kediri

Kediri-Tahun 2023 hingga 2024 diperkirakan bandara internasional Kediri dan jalan tol selesai dibangun. Pembangunan ini akan memberikan multiplier effect yang memberikan peluang ekonomi bagi masyarakat Kota Kediri khususnya dan semua pihak yang ingin membangun usaha di Kota Kediri.

“Pasti nanti akan ada keramaian di Kota Kediri. Nah masyarakat harus bisa mengambil peluang dari keramaian itu. Mereka harus bisa berkolaborasi dengan membangun Kampung Keren dan kawasan yang layak dikunjungi,” kata Wali Kota Kediri, Abdullah Abu Bakar pada acara Kopi Tahu di Kelurahan Setonopande, Jagalan, dan Kemasan, Jumat (16/9).

Pada acara Kopi Tahu, dialog langsung Wali Kota dengan warga Kota Kediri dalam forum santai, Mas Abu mengarahkan pemanfaatan Prodamas Plus untuk mendukung Kampung Keren. Program Kampung Keren merupakan upaya menggali unggulan di setiap kampung untuk meningkatkan perekonomian warga.

Langkah strategis pertama yaitu membuat RTBL CBD (Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan Central Business District). Ada 10 kelurahan yang akan menjadi pilot project, antara lain Setonopande, Jagalan, dan Kemasan. Total akan ada 178 RT yang terlibat dengan potensi anggaran infrastruktur 5,3 hingga 7,1 milyar.

” Panjenengan tinggal menghidupkan Kampung-Kampung Keren-nya. Kelurahan Setonopande, Jagalan dan Kemasan ini keunikan yang bisa ditonjolkan. Intinya kita harus sediakan hal-hal menarik untuk orang yang datang ke Kota Kediri karena nanti kota ini akan ramai,” jelasnya.

Keluarah Kemasan telah meluncurkan Kampung Pecut sejak tahun 2019. Ketua Kelompok Sadar Wisata Kelurahan Kemasan, Hadiyanto, menerangkan Kampung Pecut ini dibuat karena Kelurahan Kemasan memiliki potensi dengan adanya tokoh pecut, paguyuban pecut, dan pengrajin pecut. Ada beberapa infastruktur Kampung Pecut yang dibangun dari Prodamas Plus. Infrastruktur tersebut yaitu pembangunan gapura pintu masuk Kampung Pecut, kursi taman untuk wisatawan, dan 37 lampu pecut.

” Alhamdulillah dampak ekonominya bisa kita rasakan. Terbaru kita dapat pesanan pembuatan pecut dari Star Vision dam insyaallah pada tanggal 21 nanti akan ada shooting film di Kampung Pecut. Semoga semakin banyak orang yang berkunjung ke sini,” kata Hadiyanto.

Sedangkan Kampung Jagalan menggunakan Prodamas Plus untuk membangun sarana wisata religi. Warga merenovasi makam Gunung Sari secara bertahap. “Renovasi makam ini dari Prodamas dan swadaya masyarakat. Alhamdulillah setelah ada renovasi banyak orang yang berkunjung. Biasanya sebelum ke Mbah Wasil Setonogedong mampir dulu ke Mbah Gunung Sari. Harapannya dampak ekonomi masyarakat akan semakin besar dengan adanya keramaian di Kelurahan Jagalan,” kata juru kunci makam Gunung Sari Muhammad Taufik.

Kelurahan Setonopande menggunakan anggaran Prodamas untuk mengembangkan usaha di bidang seni. Di kelurahan ini, perencanaan sudah dilakukan sejak 2015 dan pelaksanaannya berlanjut meski ganti pengurus. Tri perwakilan RT dari Kelurahan Setonopande menjelaskan bahwa kelompok kesenian merupakan program almarhum ketua RT terdahulu. Pada tahun pertama, Prodamas membiayai pengadaan panggung. Tahun berikutnya bisa menampilkan Wayang Rupa.

Sementara di Kelurahan Setonopande, anggaran Prodamas juga dimanfaatkan untuk memajukan kesenian dan mendirikan usaha bersama. Dalam hal kesenian, perencanaannya sudah dibuat secara berkesinambungan selama lima tahun sejak tahun 2015. Dijelaskan oleh Tri perwakilan RT dari Kelurahan Setonopande, program pengembangan seni diiniasi almarhum ketua RT terdahulu. Pada Prodamas memfasilitasi pengadaan panggung. Pada tahun selanjutnya pengadaan instrumen gamelan, alat kesenian, dan sound system. Hasilnya sekarang bisa menampilkan Wayang Rupa.

“Dalang dan pengiringnya ini dari warga RT sendiri. Kami bisa menampilkan kesenian yang kita buat. Manfaat Prodamas ini bisa kami rasakan,” kata Tri.

Tak hanya untuk kesenian, warga Setonopande menggunakan Prodamas Plus untuk membuat pelatihan sangkar burung. Pelatihan ini mengingat potensi Setonopande memiliki pasar burung sehingga butuh suplai sangkar burung. Dari pelatihan ini, lahirlah Kelompok Usaha Bersama (KUBE) yang digawangi Karang Taruna.

“Sekarang pemuda-pemuda di Kelurahan Setonopande sudah berkurang yang nganggur. Bahkan saat kemarin kita sharing di Karang Taruna Jatim banyak yang iri dengan Kota Kediri karena kepemudaan bisa tercover dengan baik,” terang Eko, perwakilan Karang Taruna.(adv/kom)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.