Lesbumi Siap Melawan Perusak Tatanan Organisasi

KEDIRI- Munculnya tengara adanya kader mbalelo, keluar dari etika yang dipegangi di internal NU, khususnya Banom, membuat Lembaga Seni dan Budaya Muslimin Indonesia (Lesbumi) Kabupaten Kediri merasa prihatin dan meminta keder mbalelo yang meninggalkan akhlakul karimah dalam berorganisasi itu untuk kembali ke marwah NU. Mereka meminta seluruh kader NU untuk kembali ke rel etika berorganisasi NU.

PAKTA INTEGRITAS : Lessbumi NU Kabupaten Kediri, tegaskan ikut kyai

“Lebih-lebih jika sampai tidak mengindahkan norma norma adat ketimuran, khususnya akhlakul karimah, dimana di NU sangat dijunjung tinggi. Maka kesatuan gerak menjalankan amanah di NU harus dijaga soliditasnya. Lesbumi siap nderek kyai dalam garis gerak perjuangan,”ujar Abu Muslich, ketua Lesbumi Kabupaten Kediri, saat membacakan fakta integritas Lesbumi ke NU, di kantor PCNU Kabupaten Kediri, Sabtu, 1 Agustus 2020.

Dalam pembacaan fakta integritas itu, Lesbumi siap melawan siapa saja yang dinilai merusak tatanan organisasi Jam’iyah NU. “Kami juga mengajak seluruh Badan Otonom (Banom) dan organisasi yang didirikan oleh NU Kabupaten Kediri, agar kembali setia dan loyal kepada PCNU Kabupaten Kediri,”tandasnya.

Saat ditanya apakan fakta integritas itu berlatar belakang karena adanya Banom, khususnya oknum kader Fatayat, yang dinilai kelewat batas keluar dari akhlakul karimah dalam berorganisasi? Abu Muslich tidak mengelak soal itu. “Kasus fatayat Itu hanya ekses, akibat dari adanya oknum kader parpol yang didirikan NU, yang tidak mengindahkan tata akhlakul karimah yang dijunjung tinggi oleh NU,”jelas Abu Muslich.

Apakah ini berkaitan langsung dengan Pilkada? Abu Muslich menegaskan ini tidak ada hubungannya dengan Pilkada atau politik. Tetapi murni bagaimana seluruh kader NU tetap memegangi akhlakul karimah, tidak suul adab atau beradab yang jelek dalam berorganisasi. “Masalah politik itu masalah yang sempit. Bahkan di NU kader dipersilakan berpolitik. Sedang NU sendiri secara organisasi tidak berpolitik. Tapi dalam berpolitik dan berorganisasi harus memegangi akhlakul karimah, tidak suul adab,”tambahnya. (mam)

Lesbumi Ready to Fight the Destruction of Organizational Order

KEDIRI- The emergence of the landmark existence of cadre cadre, out of ethics held within NU, especially Banom, made the Indonesian Muslim Art and Culture Institute (Lesbumi) of Kediri Regency feel concerned and asked the keder mbalelo who left the morality of karimah in the organization to return to the marwah of NU . They asked all NU cadres to return to the NU organizational ethics rail.
“The more so if it does not heed the eastern customary norms, especially akhlakul karimah, which in NU is highly respected. So the solidity of carrying out the mandate at NU must be maintained. Lesbumi are ready to scold kyai in the line of struggle, “said Abu Muslich, chairman of the Lesbumi District of Kediri, when reading the facts of Lesbumi’s integrity to NU, at the PCNU office in Kediri Regency, Saturday, August 1, 2020.
In reading the facts of integrity, Lesbumi is ready to fight anyone who is considered to be damaging to the organization of NU’s Jam’iyah organization. “We also invite the whole Autonomy Agency (Banom) and the organization established by the Kediri Regency NU, to return loyal and loyal to the PCNU of Kediri Regency,” he said.
When asked whether the fact of integrity came from the background because of Banom, especially the person of the Fatayat cadre, who was judged to be out of line out of morality in the organization? Abu Muslich did not dodge it. “The fatayat case is just an excess, as a result of the existence of a cadre of political parties established by NU, who do not heed the morality of the karimah upheld by NU,” explained Abu Muslich.
Is this directly related to the elections? Abu Muslich stressed this had nothing to do with the elections or politics. But purely how all the NU cadres continue to hold the morality of the karimah, are not uncivilized or have bad civilization in the organization. “The political problem is a narrow problem. Even at NU cadres are invited to play politics. Meanwhile NU itself as an organization is not involved in politics. But in politics and organization one must hold to the morality of the karimah, not suul adab, “he added. (mam)

Kirim masukan
Histori
Disimpan
Komunitas

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.