Kediri- Sebagai sarana untuk melestarikan budaya dan kesenian yang ada di Kota Kediri, Dinas Budaya Pariwisata Pemuda dan Olahraga (Disbudparpora) Kota Kediri menggelar pegelaran dan workshop kuda Kepang.
Workshop tersebut digelar selama beberapa hari. Yakni dari tanggal 22-24 November 2019. Dan workshop tersebut diikuti oleh Paguyuban Wahyu Krido Budoyo yang telah menaungi ratusan group kesenian Kuda Kepang yang ada di Kota Kediri.
Dan dalam workshop tersebut Disbudparpora mendatangkan narasumber yang berkompeten. Yakni Ambarwati dari sanggar budaya nusantara yang juga merupakan guru seni SMK 2 Kota Kediri.
Dalam Workshop tersebut Ambarwati lebih menekan agar Kesenian Kuda Kepang bisa lebih menarik lagi ketika tampil di publik atau masyarakat banyak. Diantaranya lebih energik lagi ketika tampil. Dan tariannya lebih berbobot.
” Jadi ketika tampil tidak hanya sekedar nari asal-asalan yang hanya seperti orang kesurupan,” ujarnya.
Sementara itu Kepala Disbudparpora Kota Kediri Nur Muhyar menjelaskan kalau kegiatan tersebut bertujuan untuk lebih meningkatkan kualitas kesenian Kuda Kepang yang ada di Kota Kediri. Mengingat Kuda Kepang merupakan kesenian tradisional Kota Kediri yang perlu dilestarikan.
” Kegiatan workshop ini bagian dari upaya pemerintah Kota Kediri untuk meningkatkan kualitas kesenian Kuda Kepang yang ada di Kota Kediri,” ujarnya.
Nur Muhyar menambahkan, kalau saat ini komunitas Jaranan atau Kuda Kepang di Kota Kediri yang sudah terdata pada Disbudparpora mencapai ratusan komunitas. Setiap kelurahan memiliki komunitas seni jaranan masing-masing. Bahkan ada satu kelurahan yang memiliki tiga grup jaranan. Jumlah kelurahan hanya 46, tetapi jumlah grup kesenian jarana mencapai seratus lebih. “Jumlahnya cukup banyak, harus kita kelola dengan baik,”katanya.
Bukan itu saja. Sebagai salah satu kesenian asli Kediri, kesenian Jaranan Kota Kediri sering diundang untuk tampil di Taman Mini Indonesia Indah ( TMII ) Jakarta. “Agenda tersebut merupakan agenda tahunan untuk mengenalkan kesenian asli daerah ke nusantara,” pungkas Nur Muhyar.(adv/bd)
Tinggalkan Balasan