Kediri-Keberhasilan Pemerintah Kota Kediri mengelola sampah organik serta budidaya magot, menarik perhatian Pemerintah Kabupaten Demak untuk melakukan kunjungan kerja ke DLHKP Kota Kediri. Rombongan Pemkab Demak yang dipimpin oleh Plt Kepala Dinas Lingkungan Hidup tersebut diterima di Ruang Rapat DLHKP, Kamis (26/10). Dalam rombongan ikut serta Kepala Bappeda Kabupaten Demak.
Setelah dari kantor DLHKP, siang harinya rombongan melanjutkan perjalanan menuju Hutan Kota. Selanjutnya, Jumat (27/10) besok sesuai rencana rombongan akan ke TPS 3R di Kelurahan Balowerti untuk melihat langsung budidaya magot.
“Kunjungan kerja ini dilakukan dalam rangka sharing ilmu dan pengalaman tentang pengelolaan sampah, khususnya sampah organik yang ada di Hutan Kota. Selain itu mereka juga ingin mengetahui pemeliharaan magot yang ada di TPS Balowerti,” jelas Anang Kurniawan, Kepala DLHKP saat dikonfirmasi melalui telepon.
Adapun untuk proses pengomposan sampah organik yang ada di Hutan Kota, Anang menjelaskan DLHKP mengolah sampah organik secara tradisional sehingga membutuhkan waktu yang cukup lama yakni 2 hingga 3 bulan. Selanjutnya kompos yang dihasilkan akan digunakan untuk pemupukan taman taman yang ada di Kota Kediri. “Dalam hal ini kita juga berkolaborasi dengan TPS 3R yang ada di Kota Kediri sehingga jika ada kekurangan pupuk kompos yang dihasilkan di Hutan Kota, kita bisa mengambil dari sana,” tuturnya.
Anang melanjutkan kegiatan seperti ini perlu dilakukan antar pemerintah daerah guna sharing ilmu dan berbagi inspirasi demi pembangunan dan kemajuan pemerintah daerah. “Harapannya dengan berbagi informasi dan pengalaman seperti ini bisa bermanfaat dan menghasilkan solusi yang strategis bagi pengelolaan sampah di Kabupaten Demak,” ungkapnya.
Sementara itu, Moh. Ridodin Plt Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Demak menuturkan selain tertarik dengan proses pengolahan sampah di Kota kediri, pihaknya juga ingin mengetahui kiat sukses Kota Kediri dalam meraih predikat Kota Paling Berkelanjutan dalam Universitas Indonesia (UI) Green City Metric 2022.
“Kota Kediri patut menjadi contoh atau barometer Kabupaten Demak karena menjadi kota green matrik atau kota berkelanjutan. Artinya Kota Kediri nyaman, aman dan bisa menjaga keseimbangan antara lingkungan hidup dengan masyarakat.
Dengan melakukan kunjungan, Ridodin berharap bisa mempelajari penanganan permasalahan sampah organik dari Kota Kediri untuk bisa diimplementasikan di daerahnya.(adv/Kom)
Tinggalkan Balasan