Kediri- Jelang Pemilihan Bupati 2020 ini , kediripost.co.id bersama sejumlah awak media mendapatkan kesempatan untuk berbincang-bincang dengan ketua TP3, Sutrisno yang juga mantan bupati kediri.
Dalam kesempatan tersebut membicarakan berbagai hal. Diantaranya isu-isu yang masih hangat. Mulai dari solat tahajud hingga dugaan kasus perselingkuhan.
Mantan Bupati Kediri, Sutrisno mengaku adanya isu-isu yang perlu di luruskan. Seperti adanya isu di akun Facebook yang memposting dugaan selingkuh antara dirinya dengan Nella Kharisma . ” Saya dengan Nella Kharisma saja tidak kenal dan tidak pernah bertemu,kok diisukan menjalin hubungan,jelas itu tidak benar,” ujarnya, saat berbincang hangat di bilangan kedai Kopi Jalan Soekarno Hatta, Sabtu (23/11).
Menurutnya itu biasa menjelang Pilkada mulai bermunculan isu-isu yang tidak benar.” Sudah 4 kali saya mengikuti perjalanan pemilihan Bupati dan diisukan seperti ini,” ujarnya lebih lanjut.
Hal senada juga diutarakan oleh Candra kakak dari Nella yang saat itu juga hadir di bilangan Cafe di jalan Soekarno Hatta. Menurutnya awalnya Nella Kharisma tidak menanggapi isu tersebut, akan tetapi lama-lama malah merugikan dan mencoreng nama baik, akhirnya perlu diklarifikasi kalau isu itu tidak benar.” Itu semuanya hoaks. Saya disuruh klarifikasi kalau isu tersebut tidak benar,” katanya.
Dalam obrolan santai tersebut mantan bupati kediri juga menjelaskan terkait pelaksanaan tahajud. Menurutnya Salat Tahajud yang dituding menghabiskan uang negara sampai Rp 1,4 miliar juga tidak benar. Yang dibiayai dalam salat tahajud diantaranya hannya biaya survey, biaya imam dan azan. Sementara lainnya malah dari uang pribadinya.
Saat ditanya terkait kepala desa yang ketempatan solat tahajud terbebani dengan ikut menanggung biaya solat tahajud, menurutnya itu sudah wajar.Karena solat tahajud adalah ibadah untuk mendekatkan diri pada Allah. Sudah sepantasnya untuk urusan ibadah perlu adanya pengorbanan.” Bahkan kalau perlu tidak hannya Kepala Desa saja,akan tetapi semua masyarakat ikut berkorban untuk Agama Allah,” jelasnya.
Pihaknya mengaku sudah menjalankan solat tahajud sudah sekitar 15 tahun. Dan sangat merasakan imbasnya. Diantaranya semua masalah menjadi terlihat ringan dan hati menjadi tenteram.” Jadi solat tahajud ini tidak saya lakukan hannya menjelang Pilkada saja, meskipun tidak ada moment Pilkada juga tetap saya lakukan,” imbuhnya.
Saat disinggung terkait adanya tidak netralitas aparatur Sipil Negara (ASN ) menjelang Pilkada 2020, menurutnya saat ini masih belum masuk tahapan kampanye. Sehingga kalau ada ASN yang ditengarai ikut kampanye, menurutnya itu bentuk sosialisasi saja,hanya sekedar informasi.” Kalau nanti sudah masuk tahapan kampanye,terus ada ASN tidak netral, silakan biar ditangani Bawaslu,” ungkapnya.
Dirinya mengaku diantaranya beberapa calon bupati yang ada, dirinya akan mendukung yang paling jujur dan amanah. Dan itu terdapat pada Pasangan Mujahid-Eko Ediono.” Menurut saya yang paling jujur itu pasangan Mujahid-Eko,” tuturnya.
Ketika disentil adanya putra Pramono Anung yang ikut maju, dirinya tidak khawatir kalau calonnya tidak mendapatkan rekom dari PDIP. Menurutnya partai adalah suatu alat untuk bisa mengusung. Dan masih banyak partai yang siap mengusung.
Saat ditanya terkait rencana komisi A yang akan memanggil TP3 terkait kinerjanya, menurutnya itu salah alamat. Pasalnya TP3 hanya semacam asisten dari Bupati. ” Kalau ada apa-apa ya seharusnya Bupati yang dipanggil,” pungaksnya.(bad)
Tinggalkan Balasan