SMKN 2, Beli Seragam Rp 2,2 Juta, Hanya Diberi Tanda Stiker

Menelisik Adanya Dugaan Pungli di SMAN /SMKN Kediri (5)

SKEDIRI– Pola dugaan adanya Pungutan Liar (Pungli) di SMAN/SMKN Kota Kediri, cukup variative. Baik dugaan yang berdalih pembelian bahan seragam maupun yang berdalih sumbangan, serupa SPP pada masa lalu. Selain, nilainya juga cukup variative. Perbandingan misalnya antara SMAN 7 dan SMKN 2 Kediri.

Misalnya untuk pembelian bahan seragam. Perbedaannya antara lain, pertama  jika di SMAN 7 untuk 7 paket seragam senilai Rp 2,4 juta, di SMKN 2 untuk 5 paket seragam senilai Rp 2,2 juta. Pembelian bahan seragam ini tidak bisa dicicil, harus langsung lunas. Sehingga banyak orang tua harus utang ke sana ke mari untuk bisa memenuhi jumlah uang pembelian seragam ini.

Maklum, secara umum masyarakat saat ini kondisi ekonominya sangat sulit. Tetapi mereka seakan ‘dipaksa’ untuk menyediakan uang cukup besar secara langsung untuk pembelian seragam yang harganya jauh lebih tinggi disbanding harga di pasaran umum. Seakan, pihak sekolah tidak memiliki empati kepada para wali murid yang tergolong ‘miskin’ dan kurang beruntung secara ekonomi.

Perbedaan kedua. Jika di SMAN 7 untuk pembelian bahan seragam diberi bukti secarik kertas tanda pemesan, di SMKN 2 untuk pembelian bahan seragam hanya diberi tanda dengan stiker Kopsis SMKN 2. Artinya, sama sekali tidak ada bukti kwitansi sebagaimana pembelian barang di toko toko umum.

Pembelian seragam tanpa kwitansi ini, antara SMAN 7 dan SMKN 2, serupa sama-sama tanpa kwitansi. Hanya bentuk tandanya yang berbeda, yaitu secarik kertas pemesanan dan stiker. Mengapa pihak sekolah tidak berani memberikan kwitansi bukti pembelian ? padahal orang tua siswa sudah mengeluarkan uang besar hingga harus utang-utang ke tetangga atau saudara?

K, nama inisial, salah seorang wali murid di SMKN 2, mengaku harus mencari uang utangan demi bisa membayar bahan seragam anaknya di sekolah tersebut. Sebab, saat dia berusaha membayar dengan cara mencicil, sebagaimana kemampuan dia, ditolak. “Karena belum bisa melunasi yang pulang lagi. Uangnya saat itu belum cukup,”kata K, saat ditemui Kediri Post.

Seragam itu pun ternyata juga mengecewakan. Khususnya terkait warna baju dan atribut yang ditempel di baju seragam. Antara warna baju dengan bedge, warna tidak sama. Sehingga saat ditempel di jahitan baju, warnanya terlihat agak blontang. Sebab, warna bajunya putih, sedang warga bedge yang ditempel putih agak kecoklatan. “Warnanya tidak sama, jadi warnanya gak singkron; Jenis kainnya juga tidak sama antara kain baju dan kain bedge,”jelasnya, sambil menunjukkan baju seragam yang sudah ditempeli bedge. (mam/bersambung)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.