Proyek GOR Diduga Sejak Awal Bermasalah
KEDIRI- Proyek Gelanggang Olah Raga (GOR) Kabupaten Kediri di Desa Bulupasar, Kecamatan Pagu, yang mangkrak sekitar 5 tahun, dipersolkan oleh sejumlah warga yang tergabung dalam LSM Gerak. Mereka melakukan aksi damai dengan menggeruduk DPRD Kabupaten Kediri, Kamis (23/10/’25). Mereka meminta informasi data lengkap terkait proyek tersebut. Mereka mencurigai adanya penyimpangan terkait proyek tersebut.
Pada aksi damai itu, mereka diterima oleh Komisi III DPRD Kabupaten Kediri, untuk dipertemukan dengan sejumlah pejabat daerah yang terkait dengan proyek GOR yang menghabiskan puluhan miliar tersebut. Hadir dalam pertemuan itu antara lain perwakilan warga, perwakilan Organisasi Perangkat Daerah (OPD), Kepala BPKAD Erfin Fatoni, Ketua Komisi III Dr. HTotok Minto Leksono SH, MH, dan sejumlah pejabat lain.
Suud, salah satu warga, di depan para pejabat itu meminta Pemkab Kediri membuka data informasi terkait proyek GOR tersebut secara transparan karena uang proyek tersebut berasal dari uang rakyat. “Pemerintah harus memberikan penjelasan terbuka terkait aliran dana dan progress Pembangunan GOR tersebut,”ujarnya.
Suud mengaku, pihaknya sudah berkali-kali mendatangi OPD untuk mendapatkan informasi lengkap terkait proyek GOR tersebut. Tetapi tidak mendapatkan jawaban yang pasti. Sehingga mereka mendatangi DPRD Kabupaten Kediri. “Sudah lima kali kita audiensi, tetapi tidak mendapatkan jawaban yang pasti,”tandasnya.
Menjawab pertanyaan warga, Erfin Fatoni, menjelaskan proyek GOR tersebut secara keseluruhan tidak hanya ditangani oleh satu dinas, tapia da beberapa dinas yang menangani, misalnya pengadaan tanahnya berbeda dengan yang menangani proyek fisiknya. Sehingga informasi tidak bisa diberikan hanya oleh satu dinas.
Secara umum, Erfin menyebut bahwa dirinya tidak membawa data lengkap pada pertemuan itu. Terkait luas lahan GOR, Erfin menyebut 12.859 m2 lahan yang diuruk dengan keliling lahan sekitar 875 m.
Sedangkan Joko, dari Dinas Perumahan dan Permukiman (Perkim), menjelaskan GOR Kabupaten Kediri itu secara keseluruhan direncanakan akan menghabiskan dana Rp 155 miliar untuk multi even, antara lain voli, bola basket, badminton, bela diri, dan sebagainya, minus sepakbola. Hanya saja, bagaimana kelanjutan proyek GOR tersebut, Joko tidak berani menjawab. “Bahasanya jangan mangkrak, tapi belum dilanjutkan,”kata Joko.
Terkait dengan permintaan informasi lengkap proyek tersebut, disepakati agar mereka mengirimkan surat resmi permohonan informasi it uke Dinas Kominfo, sehingga bisa dijawab secara tertulis.
Ditemui usai pertemuan, Agung Setiawan, salah satu warga, menjelaskan pihaknya memang mencurigai adanya penyimpangan pada proyek tersebut. Ada beberapa informasi yang mengarah ke dugaan penyimpangan itu. “Sejak awal, proyek ini sudah bermasalah,”kata Agung.
Sementara itu, Ketua Komisi III DPRD Kabupaten Kediri, Totok Minto Leksoso SH, pihaknya dalam posisi menjembatani pertemuan antara OPD dengan masyarakat yang meminta informasi. “Tadi sudah disepakati bersama agar meminta informasi resmi melalui surat, sehingga bisa dijawab secara tertulis. Perkim maupun BPKAD sudah siap menjawab jika ada permintaan tertulis. Proyek itu sudah didampingi oleh pengacara negara, yaitu kejaksaan yang selelu memberikan advise sejak awal,”kata Totok. (mam)

Tinggalkan Balasan