Kediri-Pemerintah Kabupaten Kediri melalui Dinas Pertanian dan Perkebunan gencarkan sosialisasi kepada para petani untuk melakukan sistem pertanian yang ramah lingkungan. Tentu saja hal tersebut harus ditunjang oleh sarana dan prasarana yang mumpuni serta Sumber Daya Manusia (SDM) yang mempunyai wawasan.
Berbagai sosialisasi terus dilakukan dengan menyasar para kelompok tani di berbagai kecamatan di Kabupaten Kediri, salah satunya di Desa Kepuhrejo Kecamatan Gampengrejo. Sektor pertanian merupakan lapangan usaha yang paling banyak digeluti masyarakat seperti tanaman padi, jagung, cabai, bawang merah, bengkoangdan tebu.
Menurut Purba Admaja,Petugas Penyuluh Pertanian Dipertabun Kabupaten Kediri, selama ini praktik usaha tani yang dilakukan petani kebanyakan tanpa menghiraukan proses pengembalian sisa tanaman dan bahan organik ke dalam tanah, sehingga mengakibatkan terjadinya penambangan hara tanah secara terus menerus. Pada akhirnya lahan semakin kurus atau kurang subur.
“Menanggapi hal tersebut,kami intens memberikan sosialisasi dengan tujuan untukmelestarikan kembali bercocok tanam dengan konsep pengelolaan tanam terpadu dan pengendalian hama terpadu, membangun pola integrasi farming sistem serta pengelolaan unit pengolahan pupuk organik secara terpadu,” ucap Purba,(16/12/20).
Selain itu,lanjut Purba, penggunaan sarana agrokimia dosis tinggi telah mengubah keseimbangan ekosistem, mencemarkan air dan tanah, serta meningkatkan intensitas gangguan hama-penyakit. Akibatnyadapatmengancam kerberlanjutan sistem produksi pertanian, serta membuat ketergantungan terhadap bahan kimia.
“Kami dari petugas PPL perlahan akan merubah pola pikir petaniagattingkatketergantungan terhadap pupuk anorganik dan pestisida menurun.Jika petani mampu mengolah pupuk organik/alami, makabiaya produksi berkurang sehingga keuntungan usaha tani semakin tinggi. Selain itu kondisi tanaman dan lingkungan menjadi aman dan sehat,”tutup Purba Admaja. (kom/adv)
Tinggalkan Balasan