Kediri- Dalam rangka menunjang perekonomian masyarakat dan juga sebagai wujud untuk mengembangkan wisata dan peduli lingkungan, BI Kediri bersama KUB Omah Kopi, Petani, Pokdarwis dan Perum Perhutani melaksanakan tanam Kopi Arabika jenis Komasti sebanyak 25 ribu batang, di Dusun Jambuwok Desa Nglurup Sendang Tulungagung, Kamis (8/11).
Pantauan dilapangan acara tersebut diawali dengan ramah tamah dan sambutan-sambutan. Baik dari Kepala Desa Nglurup maupun sambutan dari Kpw BI Kediri. Dan dilanjutkan dengan acara penanaman secara simbolis bibit kopi yang dilakukan langsung oleh Kepala BI Kediri Djoko Raharto.
Meskipun dalam suasana hujan grimis penanaman bibit kopi tersebut berjalan meriah. Pasalnya diiringi musik tradisional desa setempat yakni tarian kendang reyog.
Kepala Perwakilan Bank Indonesia (Kpw BI) Kediri Djoko Raharto menjelaska kalau saat ini sudah tersedia bibit kopi sebanyak 100 ribu batang pohon. Namun pada tahap ini yang akan ditanam adalah sebanyak 25 ribu pohon. Penanam ini melibatkan sekitar 100 petani dengan luas lahan sekitar 10 hektar.
“ Kenapa kita memilih menanam jenis bibit kopi,karena trend kopi saat ini telah meningkat, bahkan sejumlah warung-warung kopi juga bermunculan sehingga peluang pangsa pasarnya juga cukup terbuka,” ujarnya.
Pria yang akrab disapa Djoko juga menjelaskan kalau lahan yang ditanami adalah milik petani dan sebagian ditanam di lahan milik Perhutani. Dengan penanan ini, maka bibit Kopi Arabika di wilayah tersebut sudah tertanam lebih kurang 45 ribu pohon, 20 ribu pohon diantaranya sudah mulai berbuah.
Kepala Perwakilan BI Kediri yang mempunyai beberapa prestasi ini juga menceritakan kalau dulu petani membuang limbah padat dan cair ternak di sungai atau di kebun tanpa dilakukan fermentasi sehingga mencemari lingkungan dan kontra produktif. Selanjutnya melalui edukasi dan pelatihan, petani berhasil dibuka mindsetnya bahwa limbah ternak apabila diolah dengan benar akan menjadi produk bernilai tambah yang ramah lingkungan. “ Saat ini petani mulai memanfaatkan limbah padat dan cair ternak yang sudah difermentasi dengan MA 11 menjadi pupuk organik.,” ujarnya lebih lanjut.
Selanjutnya, Podarwis juga dilibatkan untuk menggarap dan mempromosikan pariwisata di lokasi penanaman kopi yang memang layak juaI sebagai objek pariwisata. Disamping mempromosikan keindahan alam dan budaya setempat, juga dimasukkan materi nilai ekonomis dari hulu hilir budidaya dan produk kopi yang dikombinasikan dengan produk unggulan setempat, yaitu susu sapi, teh dan coklat.
Dengan terintegrasinya pengembangan potensi produk, budaya dan di dukung potensi alam yang indah, diharapkan pengembangan ekonomi yang partisipatif dan inklusif dapat terwujud. (bad).
Tinggalkan Balasan