Kediri – Melihat tanaman hias di Kota Kediri memiliki potensi besar untuk ekspor, Pemerintah Kota Kediri melalui Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian menyelenggarakan Sosialisasi Ekspor Tanaman Hias, Senin (26/6) yang bertempat di salah satu hotel Kota Kediri.
M. Ridwan Kepala DKPP Kota Kediri menjabarkan potensi ekspor tanaman hias di Kota Kediri sangat terbuka lebar, ditambah lagi penghobi dan pegiat tanaman hias di Kota Kediri sangat banyak. Selain itu, potensi Kota Kediri diprediksi akan semakin meningkat dikarenakan adanya bandara dan jalan tol. “Hal ini harus dimanfaatkan sebaik-baiknya, makanya kita berikan sosialisasi dan kita dorong petani tanaman hias agar bisa ekspor. Selain itu, semakin berkembangnya teknologi informasi juga diharapkan bisa dimanfaatkan tidak hanya untuk komunikasi saja, melainkan untuk promosi bisnis mereka agar semakin berkembang,” tuturnya.
Dalam sosialisasi ekspor tanaman hias tersebut, DKPP menggandeng narasumber dari Balai Karantina Surabaya dan CV Kokonat Indonesia. Sosialisasi diikuti 20 petani tanaman hias Kota Kediri. Ridwan menjelaskan, sosialisasi tersebut bertujuan untuk mewadahi serta menambah pengetahuan bagi petani tanaman hias yang sudah maupun belum pernah ekspor. Tidak hanya itu, selanjutnya kegiatan akan dilaksanakan dengan materi dan pembahasan yang lebih teknis. “Di kesempatan ini kita undang narasumber yang kita harapkan pelaku usaha bisa paham dan mengerti, bisa belajar dan akhirnya mereka bisa ekspor dan sharing ilmu dengan pelaku usaha yang lain. Pertemuan ini adalah awal, selanjutnya nanti akan ada pertemuan lanjutan bagaimana teknis untuk pengemasan, perijinan, kita undang juga badan atau dinas yang memiliki kewenangan,” ujarnya.
Melihat animo peserta yang sangat tinggi, Ridwan berharap ke depan akan ada perkembangan positif dan semua pelaku usaha khususnya petani tanaman hias di Kota Kediri bisa menjadi eksportir. Selain itu memperhatikan arahan dari Walikota Kediri bahwa semua harus berkolaborasi dan terus bersinergi, Ridwan berharap semua permasalahan yang dihadapi di bidang ekspor bisa diatasi bersama-sama. “Sebagai bentuk perhatian, pemerintah Kota Kediri memberikan pendampingan, sosialisai dan fasilitasi. Semoga ke depan para petani tanaman hias bisa semakin meningkatkan kualitas baik dari segi aspek produksi, maupun tat cara pemasaran tanaman hias,” ungkapnya.
Sementara Itu Made A. D Widyadara dari CV Kokonat Indonesia memaparkan tentang strategi branding ekspor tanaman hias. Dalam paparannya, Dara menjelaskan kondisi tanaman yang bisa dikirim untuk ekspor diantaranya harus sehat bebas dari tanah, hama, bakteri atau virus, lebih dari dua daun, dalam kondisi remaja sampai dewasa, dalam kondisi tidak busuk/cacat, memiliki akar yang banyak, bukan tanaman habis potong dan bukan tanaman yang dilarang atau dilindungi negara.
Dara menambahkan, dalam kurun waktu satu tahun mulai 2021 hingga 2022, Kediri mengekspor tanaman hias dalam bentuk bibit sebanyak 168 juta bibit . Adapun jenis bibit tanaman hias tersebut adalah Aglaonema, Philodendron, Anthurium, Sansevieria, Palm, Epipremnum, Caladium, Alocasia, Monstera, Syngonium serta Calathea. “Riset pasar itu penting karena hal ini bisa semakin membuka kesempatan dan peluang kita. Tidak ada yang sulit kalau kita niat pasti bisa, jadi go ekspor,” tuturnya.
Gigih Mahayudin, salah satu peserta tanaman hias asal Lirboyo menceritakan dirinya mulai menggeluti usaha tanaman hias sejak lulus kuliah tiga tahun lalu. Ia menambahkan, selama ini pemasaran usahanya masih mencakup wilayah Kota Kediri. Setelah dilibatkan dalam beberapa pameran yang diselenggarakan oleh DKPP, usahanya mulai berkembang dikenal masyarakat luas, bahkan berhasil ekspor. “Untuk ekspor sudah mulai sejak tahun 2020 akhir. Paling banyak kita ekspor ke negara Thailand dengan jenis tanaman Philodendron dan Alocasia. Harapannya dengan kegiatan ini semoga petani tanaman hias di Kota Kediri bisa bersatu dan ekspor bareng-bareng,” tutupnya.[adv/kom]
Tinggalkan Balasan