Kediri- Sebagai sarana untuk meningkatkan pengetahuan dan wawasan terkait perbankan, Bank Indonesia perwakilan Kediri mengajak puluhan media untuk mengunjungi Perusahaan Umum (Perum) Percetakan Uang Rupiah (Peruri) di Karawang Jawa Barat, Kamis (3/10)
Dalam kunjungan tersebut BI Kediri mengajak kurang lebih sebanyak 30 jurnalis dari berbagai media massa. Mulai dari jurnalis cetak, online hingga televisi.
Kunjungan tersebut dilaksanakan mulai 2 hingga 4 Oktober 2019. Sementara tujuannya selain ke Perum Peruri juga dilakukan kunjungan ke Musium Bank Indonesia di Jakarta.
Manajer Fungsi Komunikasi dan Koordinasi Kebijakan Kantor Perwakilan BI Kediri Sonaji mengatakan,kalau kegiatan tersebut bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan jurnalis di daerah terkait dunia perbangkan. Mulai dari pencetakan uang rupiah, fungsi dan peran Bank Indonesia hingga sejarah terbentuknya Bank Indonesia.
“Kami harap, acara ini bisa menjadi sarana edukasi bagi rekan media. Lebih tepatnya, untuk mengetahui bagaimana cara pembuatan Uang Rupiah, termasuk ‘merawat’ uang sebaik mungkin. Hingga, generasi penerus kita makin memahami eksistensi Rupiah sebagai mata uang Indonesia,” ujarnya.
Saat kunjungan di Perum Peruri puluhan media tersebut diberikan edukasi mulai dari awal pembuatan uang hingga proses finising pembuatan uang rupiah. Selain itu juga di ajak langsung keliling ke lokasi pencetakan uang rupiah.
Dalam Perum Peruri tersebut juga ditunjukkan mata uang rupiah yang paling awal hingga uang rupiah yang terbaru. Dari nilai yang paling kecil hingga nilai rupiah yang paling besar.
Sementara Perum Peruri sendiri saat ini selain mencetak mata uang rupiah, pihaknya juga mendapatkan kepercayaan untuk mencetak mata uang dari luar negeri. Sepeti dari negara Filipina, Nepal, Sri Langka, Thailand, Guenia dan juga beberapa negara lainnya. Selain mencetak mata uang Perum Peruri juga mleyani pembuatan materai, ijazah, akta tanah hingga paspor.
Disaat bersamaan selain dari BI Kediri, dari kantor perwakilan BI Provinsi Gorontalo dan Papua Barat juga melakukan kunjungan ke Perum Peruri. Mereka semua juga mendapakan edukasi dari Perum Peruri terkait produksi uang rupiah yang prosesnya cukup panjang hingga tingkat keamanannya yang sangat terjamin. Sehingga sangat sulit uang rupiah untuk di palsu.
Setelah dari Perum Peruri puluhan media mitra BI Kediri juga di ajak ke Musim Bank Indonesia di Jakarta. Di sana dijelaskan mulai dari peran fungsi BI hingga sejarah terbentuknya. Mulai dari peran BI zaman Orde Lama dalam kepemimpinan Presiden Bungkarno hingga era Orde Baru di Masa Presiden Soeharto.
Dalam musium tersebut juga di jelaskan kalau dulu BI berdirinya tidak independen. Masih di bawah presiden. Dan baru setelah peristiwa 1998 disaat nilai rupiah semakin jeblok terjadi krisis moneter akhirnya BI berubah menjadi independent, dengan fungsinya diantara menjaga stabilitas moneter, menjaga kesetabilan sitem pembayaran dan melakukan pengawasan dan mengatur perbankan.
Dan seiring berdirinya Otoritas Jasa Keuangan (OJK) maka pengawasan mikroprudensial diserahkan pihak OJK. Sementara untuk BI melakukan pengawasan makroprudensial.
Musium BI sendiri bangunannya adalah warisan zaman belanda. Yang awalnya memang sebagai bank sentral saat penjajahan belanda. Dan baru di tahun 2006 diubah menjadi musium yang diresmikan Presiden Bambang Yudoyono pada 21 Juli 2009.(bad)
Tinggalkan Balasan