Sebagai salah satu upaya untuk meningkatkan kualitas penyelenggaraan statistik sektoral di seluruh organisasi perangkat daerah (OPD) dilingkungan Pemkot Kediri, sekaligus guna mempersiapkan penilaian Indeks Pembangunan Statistik (IPS) pada bulan depan, hari ini Dinas Komunikasi dan Informatika bersama Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Kediri menggelar evaluasi dan review kegiatan statistik sektoral seluruh OPD, Senin (4/3) di Ruang Kilisuci Balaikota Kediri. Kegiatan evaluasi dan review yang merupakan kegiatan rutin trisemester ini digelar Diskominfo untuk memastikan kegiatan sektoral yang telah direncanakan masing-masing OPD di triwulan pertama sudah sesuai dengan kaidah yang ada pada regulasi Satu Data Kota Kediri maupun Satu Data Indonesia atau Perwali dan Peraturan Presiden nomor 39 Tahun 2019. Hal itulah yang disampaikan Apip Permana Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika Kota Kediri saat ditanya mengenai digelarnya kegiatan tersebut. “Melalui kegiatan ini, kami bersama BPS bisa mengukur sampai seberapa jauh capaian statistik sektoral di OPD. Sehingga nantinya kita dapat meningkatkan kualitas penyelenggaraan statistik sektoral di pemerintahan daerah, dan utamanya juga dapat meningkatkan kualitas pelayanan publik di sektor statistik,”jelasnya. Dikesempatan tersebut Apip juga mengatakan bahwa kesesuaian perencanaan kegiatan dengan regulasi dan peraturan yang ada akan menentukan kualitas data pada portal Satu Data Kota Kediri ataupun Satu Data Indonesia. “Dengan data yang berkualitas, perencanaan kebijakan berbasis data di tahun-tahun mendatang akan lebih tepat sasaran dan tepat guna,”ujarnya. Tak hanya itu, menurut Apip digelarnya kegiatan rutin ini juga sebagai persiapan Kota Kediri menghadapi penilaian Indeks Pembangunan Statistik (IPS) yang akan dimulai pada bulan April mendatang. Dimana di tahun 2023 IPS Kota Kediri mendapatkan nilai 2,02 atau kategori cukup dan ditargetkan tahun 2024 ini IPS Kota Kediri bisa naik lebih dari 2,35 atau kategori baik. “Salah satu indikator untuk memenuhi nilai IPS adalah adanya kegiatan pembinaan yang dilaksanakan BPS, Diskominfo dan Bappeda secara rutin dan berkala dalam 1 tahun. Syarat penting untuk mendapatkan nilai baik ini sudah kita lakukan,”jelasnya. Apip menjelaskan lebih lanjut bahwa selama ini, pihaknya bersama BPS dan Bappeda telah menggelar pembinaan secara daring maupun luring secara rutin. Hal itu dibenarkan oleh Statitisi Muda Bidang Indeks Pembangunan Statistik (IPS) dan Zona Integritas (ZI) BPS Kota Kediri, Intaniah Ratna Nur Wisisono saat menghadiri kegiatan evaluasi dan review kegiatan statistik sektoral mewakili Kepala BPS Kota Kediri. Intan menjelaskan bahwa BPS bersama Kominfo rutin melakukan pembinaan pada OPD Kota Kediri melalui daring dan luring jika memang diperlukan. Intan juga menjelaskan pada setiap pembinaan pihaknya akan membahas metadata, pengusulan, input yang dilakukan dan kendala apa yang dijumpai setiap OPD. “Dengan mengetahui proses-proses ini, kita bisa membantu jika OPD menemukan kendala maupun membutuhkan bantuan,”jelasnya. Sejauh ini, menurut Intan sudah semakin banyak OPD yang ikut andil dalam input pada aplikasi Romatik. “Makin banyak OPD yang paham akan kewajiban penyelenggara kegiatan statistik sektoral untuk melakukan input dan memenuhi semua mekanisme,”jelasnya lagi. Terakhir Intan berharap agar kedepannya semua kegiatan statistik sektoral yang terupload pada aplikasi romantik, terpenuhi metadanya serta sesuai dengan kaidah yang ada pada regulasi Satu Data Kota Kediri maupun Satu Data Indonesia atau Perwali dan Peraturan Presiden nomor 39 Tahun 2019. “Produk-produk kegiatan setiap OPD sebenarnya sangat banyak, sayangnya masih banyak yang belum sesuai kaidah dan regulasi yang benar. Kedepannya kami berharap dengan pembinaan dan review pelaksanaan kegiatan statistik sektoral ini, seluruh kegiatan OPD dapat masuk dalam aplikasi romantik dan Indeks Pembangunan Statistik (IPS) Kota Kediri dapat naik sesuai target yaitu diatas 2,35,”ungkapnya.

Kediri-Sebagai upaya dalam meningkatkan kompetensi dan kualitas guru matematika, sebanyak 53 guru matematika SD/MI di Kota Kediri mengikuti kegiatan Pelatihan Tadris Matematika Gerakan Nasional Pemberantasan Buta Matematika (GERNAS TASTAKA). Kegiatan tersebut merupakan hasil sinergitas antara Dinas Pendidikan Kota Kediri bersama komunitas Perkumpulan Nusantara Utama Cita (NU Circle) untuk meningkatkan kemampuan numerasi siswa SD/MI di Kota Kediri. Kegiatan yang terbagi ke dalam dua gelombang tersebut dilaksanakan pada tanggal 17 hingga 19 Februari 2024 untuk gelombang pertama, kemudian tanggal 4 hingga 6 Maret 2024 untuk gelombang kedua.

Anang Kurniawan, Kepala Dinas Pendidikan Kota Kediri mengutarakan kegiatan ini diharapkan dengan meningkatnya kompetensi guru, maka pembelajaran matematika akan lebih mudah diterima oleh anak-anak sehingga lebih menyenangkan. “Dalam implementasinya pembelajaran matematika lebih menyenangkan, juga menepis anggapan matematika menjadi momok para pelajar. Juga meningkatkan tingkat numerasi siswa di Kota Kediri yang saat ini sudah bagus di atas rata-rata nasional. Tapi tetap perlu ditingkatkan lagi,” jelas Anang.

Selama kegiatan berlangsung, para guru terlihat antusias dalam menyimak dan memperagakan materi yang diberikan narasumber dalam pelatihan yang diselenggarakan di Aula Ki Hajar Dewantara Dinas Pendidikan Kota Kediri tersebut. Anang berharap para guru yang telah mengikuti pelatihan tadris matematika ini, mampu menerapkan ilmu baru di ruang kelas untuk para murid, juga menularkannya kepada para guru di sekolah lain. “Hasil pelatihan ini harus diimplementasikan di sekolah masing-masing dan ditularkan ilmunya kepada guru-guru sekolah lain,” pungkas Anang.

Dalam kesempatan bersamaan, Siti Munawaroh, Guru SD Plus Rahmat menurutkan kegiatan yang diselenggarakan selama enam hari ini sangat bagus. “Hari ini materinya tentang pengukuran. Dengan adanya pelatihan ini para guru dapat ide mengajar baru yang lebih menyenangkan jadi diharapkan semua siswa tau konsepnya,” ujarnya. Ia juga menilai saat ini kemampuan numerasi siswa didiknya sudah baik, kendati demikian melalui pembelajaran yang menyenangkan akan dapat meningkatkan kompetensi siswa.

“Materi yang kita dapatkan di sini langsung kita aplikasikan ke sekolah. Teman-teman juga sudah menyampaikan dan kita bisa sharing kepada duru matematika lainnya melalui WhatsApp group,” kata Siti. Dirinya juga berpesan kepada para siswa agar lebih cinta pelajaran matematika, karena matematika merupakan pelajaran yang asyik dan tidak menakutkan. “Apalagi kalau diajarkan melalui permainan, sehingga anak-anak lebih mudah mengerti,” tutupnya.[adv/kom]

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.