2 Kali Diundur, Para Mitra Bingung  

Uang Hasil Utang Bank sampai Kumpulan Guru

KEDIRI – Para mitra Koperasi Niaga Mandiri Sejahtera Indonesia (NMSI) harus gigit jari lagi. Sebab, Senin, 15 Februari yang diinformasikan akan ada keputusan dari manajemen terkait nasib uang mereka, ternyata belum ada keputusan apapun. Mereka diminta menunggu lagi sekitar 2 atau 3 hari lagi. Dengan demikian, sudah 2 kali janji tentang kabar kepastian uang mereka, diundur. Pertama, tanggal 9 Februari, diundur tanggal 15 Februari, dan kini diundur lagi.

BELUM ADA KEPASTIAN : Para agen dan mitra Koperasi kebingungan menunggu kepastian uang mereka di depan kantor Koperasi NMSI, Senin (15/2/2021). :

Sejumlah agen dan mitra yang pada Senin, 15 Februari 2021 berdatangan ke kantor Koperasi NMSI, Jl. Patiunus, Kota Kediri, terpaksa harus gigit jari. Karena belum ada kepastian soal nasib uang investasi mereka. “Katanya suruh menunggu, dua atau tiga hari lagi,”ujar salah seorang agen dari Tulungagung.

Sementara itu, sejumlah informasi di lapangan, selama 1-4 Februari 2021,  diprediksi uang yang masuk dari investasi baru atau mitra baru ke Koperasi NMSI, setidaknya Rp 1 miliar. Seorang mitra dari Tulungagung, memasukkan uang Rp 500 juta pada 1 Februari. Seorang ibu-ibu dari Blitar, mengaku memasukkan Rp 400 juta, tanggal 2 Februari. Uang itu merupakan uang dari para guru di Blitar. Sedang mitra dari Jombang, tanggal 4 Februari memasukkan uang Rp 100 juta. Sehingga mereka belum pernah panen, kasusnya sudah mencuat.  “Setupnya dititipkan di penangkaran (gudang koperasi,red). Jadi ya kirim uang tok,”ujar Jaya, mitra dari Jombang itu.

Sejumlah mitra yang berhasil dihubungi, umumnya menginginkan bagaimana uang mereka bisa kembali. Sebab, banyak di antara mereka yang menginvestasikan uangnya dari pinjam bank, jual tanah, menggadaikan sertifikat motor atau mobil, dan sebagainya. Sehingga mereka setiap bulan harus mengangsur utang ke bank. Harapannya, hasil profit dari Koperasi NMSI bisa untuk mengangsur bank. “Saya menggadaikan motor. Kalau sudah seperti ini, tidak tahu lagi bagaimana,”ujar mitra dari Plemahan, Kediri.

Seperti diberitakan, para agen dan mitra Koperasi NMSI menggeruduk kantor koperasi untuk menanyakan uang mereka karena ada informasi uang koperasi dibawa kabur Rp 5 miliar. Total uang dari para mitra itu, diprediksi mencapai sekitar Rp 0,5 triliun atau sekitar Rp 500 miliar. Sebenarnya, banyak mitra yang tidak yakin tentang koperasi kolaps karena uang Rp 5 miliar dibawa kabur. Karena nilai uang yang dibawa kabur jauh di bawah nilai total investasi yang dikumpulkan dari para mitra. Namun, umumnya mereka bingung harus berbuat apa. (mam)   

2 Times Backed, Partners Confused

Money from Bank Debt to Group of Teachers

KEDIRI – Koperasi Niaga Mandiri Sejahtera Indonesia (NMSI) partners have to bite their fingers again. Because, Monday, February 15, when they were informed that there would be a decision from the management regarding the fate of their money, apparently there had not been any decision. They were asked to wait another 2 or 3 days. Thus, two promises about the certainty of their money have been postponed. First, February 9th, postponed February 15th, and now it has been pushed back again.
A number of agents and partners who on Monday, February 15, 2021 came to the NMSI Cooperative office, Jl. Patiunus, Kota Kediri, had to bite his fingers. Because there is no certainty about the fate of their investment money. “He said he was told to wait, two or three more days,” said an agent from Tulungagung.
Meanwhile, a number of information in the field, during February 1-4 2021, predicted that the incoming money from new investments or new partners to the NMSI Cooperative, at least Rp. 1 billion. A partner from Tulungagung, deposited Rp. 500 million on February 1. A woman from Blitar, admitted that she put in Rp. 400 million, on February 2. The money is money from teachers in Blitar. Meanwhile, a partner from Jombang, on February 4, put in money Rp. 100 million. So they have never harvested, the case is already sticking out. “The setup is left in captivity (cooperative warehouse, red). So yes, sending tokens, “said Jaya, a partner from Jombang.
A number of partners who were successfully contacted, generally wanted how their money could be returned. This is because many of them invest their money from bank loans, selling land, pawning motorbike or car certificates, and so on. So that every month they have to pay off their debt to the bank. The hope is that the profits from the NMSI Cooperative can pay off the bank. “I pawned the motorbike. If it’s like this, I don’t know how anymore, ”said a partner from Plemahan, Kediri.
As reported, the agents and partners of the NMSI Cooperative raided the cooperative’s office to ask for their money because there was information that the cooperative’s money was taken away for Rp. 5 billion. The total money from these partners is predicted to reach around Rp. 0.5 trillion or around Rp. 500 billion. In fact, many partners were not sure about the collapsed cooperative because Rp. 5 billion was taken away. Because the value of the money carried away is far below the total value of the investment collected from the partners. However, generally they are confused about what to do. (mam)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.