KEDIRI-Masalah stunting saat ini merupakan masalah nasional yang mendapat prioritas utama. Penanggulangan stunting akan berjalan optimal jika melibatkan seluruh lapisan masyarakat. Hal itu disampaikan Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DP3AP2KB) saat membuka secara resmi kegiatan Pelatihan Tim Pendamping Keluarga, Rabu (22/6) di Aula Kecamatan Kota.
Sumedi Kepala DP3AP2KB menambahkan, kegiatan tersebut menyasar 663 pendamping dari 3 kecamatan yang ada di Kota Kediri. Pelatihan pendampingan diawali dari Kecamatan Kota dan selanjutnya akan dilaksanakan secara bergilir ke Kecamatan Mojoroto dan Pesantren.
“Di Kecamatan Kota total peserta sebanyak 182 orang akan kita bagi untuk mengikuti pelatihan selama 4 hari dimana setiap harinya kita menghadirkan 40 peserta,” jelasnya.
Untuk pemateri, DP3AP2KB mengundang bidan, para medis, TP PKK dan Kader Bina Keluarga Balita (BKB). Mereka akan memberikan materi kepada peserta sesuai bidang masing-masing. Seperti pola asuh, pemenuhan gizi, sanitasi, dll.
“Narasumber kita ada dari BKB, tenaga nakes, dari tim penggerak PKK yang sudah ada pelatihan di tingkat provinsi dan bersertifikat. Untuk materi dari masing-masing pembimbing sudah ada teknis apa yang harus disampaikan di lapangan. Misal untuk calon pengantin harus tahu berat badan, tinggi badan, lingkar lengan atas, dll agar pada saat hamil semua sudah sesuai,” terangnya.
Setelah pelatihan, nantinya Tim pendamping keluarga akan dibagi ke setiap RT di kelurahan dengan tugas masing-masing. Mereka akan melakukan pendampingan ke calon pengantin, ibu hamil, ibu pasca melahirkan, dan balita dibawah dua tahun. “Upaya penanggulangan stunting kita lakukan melalui perbaikan pola asuh, asupan makan serta peningkatan akses air bersih dan sanitasi dengan fokus kepada calon pengantin dan ibu hamil sebagai upaya pencegahannya,” terangnya.
Sumedi berharap kegiatan ini akan berdampak pada penurunan stunting sehingga bisa melahirkan generasi penerus yang hebat dan tangguh baik secara fisik maupun mental. “Dengan adanya pelatihan ini mudah-mudahan di Kota Kediri tidak ada stunting dan semua harus direncanakan dari awal mulai kandungan hingga balita. Untuk calon pengantin, ke depan juga harus punya sertifikat yang namanya eksimil (elektronik siap menikah dan hamil) jadi nanti akan dipantau terus perkembangannya,” tutur Sumedi.
Ia juga berharap, Tim Pendamping Keluarga berperan aktif dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat agar edukasi dan informasi yang diperolehnya bisa tersampaikan kepada masyarakat luas.[adv/com]
Tinggalkan Balasan