Kediri – Di masa pandemi Covid-19, Pemerintah Kota Kediri melakukan berbagai upaya di bidang kesehatan, baik upaya pencegahan agar virus corona tidak menyebar dan juga upaya penyembuhan bagi warga Kota Kediri yang terpapar. Dalam langkah selanjutnya, Pemkot Kediri juga telah membuat program jaring pengaman sosial berupa Kartu Sahabat dalam upaya membantu masyarakat yang terdampak secara ekonomi. Bantuan ini berupa uang tunai senilai Rp 200.000 dan beras sebanyak 10 kg yang dibagikan untuk warga yang tidak masuk dalam Basis Data Terpadu (BDT).
Namun, pekerjaan selanjutnya tidak berhenti disana, karena para pelaku usaha, terutama di sektor usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) terpukul dengan penurunan daya beli. Sektor UMKM yang pada krisis 1998 bisa bertahan, pada pandemi ini justru sebaliknya, UMKM masuk dalam kelompok rentan dan banyak yang gulung tikar. Data Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (UKM) sebanyak 163.713 pelaku usaha mikro kecil menengah terdampak pandemi virus corona.
Karena permasalahan ini, Pemkot Kediri melalui Dinas Perdagangan dan Perindustrian (Disperdagin) Kota Kediri bergerak cepat untuk menggelar program recovery ekonomi. Targetnya adalah mendorong pada pelaku UMKM berjualan di platform digital. Karena kondisi ekonomi terjadi penurunan daya beli, pelaku UMKM harus memperluas areal penjualannya di platform digital yang tidak mengenal batas. Namun, berjualan di platform digital tidak serta merta membuat pelaku UMKM dengan mudah mendapatkan kembali pembelinya, harus melalui persiapan yang matang dan tidak boleh asal-asalan.
Disperdagin Kota Kediri mengawali program pendampingan UMKM dengan workshop Foto produk, lalu dilanjutkan dengan peer mentoring bersama pelaku usaha yang sudah berpengalaman di marketplace. Disperdagin melanjutkannya dengan workshop Instagram Marketing yang dilaksanakan di Balai Kota pada hari Rabu (22/7). Workshop ini diarahkan untuk mengoptimlkan penggunaan media sosial untuk meningkatkan penjualan produk. Apalagi, berdasarkan hasil riset dari sebuah lembaga survey, sebanyak 54% pelaku UMKM memanfaatkan medsos untuk memacu omzet selama masa pandemi.
“Kami baru menggelar dua workshop dan satu peer mentoring untuk pelaku UMKM, rencananya masih akan terus berlanjut agar benar-benar bisa maksimal membantu pelaku UMKM kembali bangkit di era pandemi ini. Seperti kemarin (Rabu, 22/7), kami menggelar workshop Instagram Marketing yang diikuti pelaku UMKM dengan menghadirkan Mochammad Isryad, pemilik akun @kedirikekinian yang sudah punya 154 ribu follower dan punya usaha online dengan 19 karyawan, ini salah satu bentuk berbagi pengalaman pelaku yang sudah sukses di platform online dengan pelaku UMKM yang kami siapkan untuk Go Digital. Workshop ini sangat penting. Banyak UMKM yang sudah bikin akun Instagram, tapi belum mengetahui bagaimana mengelola akun dan mengoptimalkan fitur-fitur yang tersedia,” jelas Plt Kepala Disperdagin Drs. Nur Muhyar, Kamis (23/7).
Walikota Kediri Abdullah Abu Bakar menekankan pentingnya migrasi UMKM ke layanan digital.
“UMKM Kota Kediri harus didorong untuk masuk ke platform e-commerce. Jadi tugas pemda adalah meningkatkan tingkat readiness mereka. Mulai dari kualitas produk, packaging, dan terutama pada aspek digital marketing,” tegas Mas Abu, sapaan akrab Walikota Kediri, Kamis (23/7).
Karena itu, Disperdagin Kota Kediri bersama unit kerja terkait telah menyiapkan serangkaian workshop untuk mendukung transformasi model pemasaran pelaku UMKM. Bahkan, Pemkot Kediri tengah menyiapkan sebuah platform digital sebagai media promosi bagi produk-produk lokal terkurasi. Platform ini juga didesain untuk menjadi batu pijakan bagi pelaku UMKM sebelum kemudian masuk ke marketplace. (adv/bd)
Tinggalkan Balasan