NGANJUK – Seorang ibu di Nganjuk, Jawa Timur, harus berjibaku seorang diri merawat anaknya yang menderita sakit lumpuh selama bertahun-tahun. Ironisnya, demi mencukupi kebutuhan hidup sehari hari, Dia terpaksa mengemis di perempatan trafig light yang tak jarang harus berurusan dengan petugas Satuan Polisi Pamong Praja (satpol PP).
Adalah Sri Wahyuni (50) warga Dusun Gambirejo, Desa Warujayeng, Kabupaten Nganjuk. Dengan sabar dan penuh rasa kasih sayang, dirinya merawat anaknya yang diberinama Dewi Sri (24) mengalami kelumpuhan sejak usianya masih dua tahun.
Saat waratawan media ini berkunjung di kediamnanya, terlihat kondisi Dewi Sri terbilang cukup miris. Betapa tidak, kaki dan tanganya tak bisa bergerak , serta punggungnya membungkuk hingga tidurpun dengan posisi duduk tak dapat berbaring.
Tak hanya itu, untuk keperluan mandi, gadis yatim tersebut terpaksa harus di bopong. Sedangkan untuk makan minum ibu tercintanyalah yang selalu menyuapi dengan sabar. Sebulum sang ayah meninggal, segala pengobatan sudah di lakukan demi kesembuhanya, namun tak membuahkan hasil.
Kini setelah ayahnya meninggal beberapa tahun lalu, praktis ibunya yang menjadi tulang punggung mencukupi kebutuhan sehari hari dengan megamen dan mengemis di perempatan trafig light. Hanya saja, hasil dari mengemis dirasa kurang untuk biaya pengobatan anaknya dan hanya cukup untuk makan sehari hari.
“ Sekarang, jangankan untuk beli obat, untuk makan setiap hari saja saya harus mengamen dulu, “ ucap Sri Wahyuni saat diwawancarai sejumlah awak media di kediamanya, Senin (17/718).
Itu pun, lanjut dia, tak jarang saat mengemis dirinya harus berurusan dengan petugas Satpol PP yang melakukan razia. Sebab, aktivitasnya itu dianggap tidak benar dan melanggar Peraturan Dearah (Perda).
Saat ini, Sri Wwahyuni hanya berharap ada uluran tangan dari pemerintah demi kesembuhan anaknya. Dia juga berharap bisa mendapatkan kursi roda untuk anaknya, dengan mengumpulkan uang sedikit sedikit dari hasil mengamen di jalanan. (an/set)
Tinggalkan Balasan