DEMO KALUNGAN KUMPLUNG, TOLAK ‘GANTI BUNTUNG’ PROYEK TOL
KEDIRI – Ratusan warga Desa Tiron, Kecamatan Banyakan, Kabupaten Kediri, Jawa Timur, menggelar demonstrasi ke balaidesa setempat, (Senin, 29 Mei 2023), menolak ganti rugi lahan dan bangunan mereka yang dinilai sangat rendah, jauh di bawah harga umum yang selama ini berjalan.
Sebagian dari warga yang ikut demonstrasi itu, terlihat mengenakan kalung kumplung atau bekas kaleng susu, yang menggambarkan bahwa dengan ganti rugi yang saat ini diberikan, mereka bisa buntung, kalungan kumplung turut rattan. Padahal, sebelumnya mereka dijanjikan akan mendapatkan ganti rugi 2 sampai 3 kali lipat, hingga disebut-sebut sebagai calon sultan yang kaya raya.
Dalam aksinya itu, mereka membawa sejumlah poster dari kain dengan berbagai tulisan berisi tuntutan mereka, antara lain ‘toolll… oh tooll..’ ‘Buktikan Janjimu’ ‘Mas Dhito, Wargane Dipikirno to’, dan sebagainya. Selain itu, mereka secara bergantian juga melakukan orasi yang isinya tidak mempersoalkan tentang proyek tol, tetapi ganti ruginya harus sesuai dengan janjinya.
Kepala Desa Tiron, Ina Rahayu, di depan warga yang demonstrasi menjelaskan pihaknya akan segera menyampaikan aspirasi para warga yang terdampak proyek tol itu. Kebetulan, saat itu dia akan melakukan pertemuan dengan Badan Pertanahan Nasional (BPN) Kabupaten Kediri, yang melakukan apresial terkait harga tanah dan bangunan warga terdampak tol.
Di tengah tengah demonstrasi, sejumlah warga yang ditemui, menjelaskan selama ini tidak pernah ada ada anggota dewan atau DPRD Kabupaten Kediri yang peduli dengan permasalah warga Desa Tiron itu. Bahkan, sampai saat terjadi ramai-ramai demosntrasi sekarang ini, belum ada anggota dewan yang menemui mereka, untuk sekadar membantu menyelesaikan masalah warga. Padahal, menurut Imam Sururi, salah seorang warga, warga sudah menangis dengan kondisi sekarang ini, memperjuangankan haknya untuk mendapat ganti rugi yang layak.
Sebenarnya, di sekitar Desa Tiron, Kecamatan Banyakan, ada sejumlah anggota DPRD Kabupaten Kediri, antara lain, pertama, Umi Fatimah dari PDIP, yang merupakan penduduk Desa Tiron, Kecamatan Banyakan. Bahkan, Umi Fatimah merupakan anggota dewan, yang sebelumnya menjadi Kepala Desa Tiron.
Kedua, Antok Prapungka Jaya dari NasDem, yang dominisilinya di Desa Banyakan, desa bersebelahan langsung dengan Desa Tiron. Saat ini, istri Antok juga menjabat Kepala Desa Banyakan.
Ketiga, Dodik Purwanto, Ketua DPRD Kabupaten Kediri, juga berdomisili di Desa Cerme, Kecamatan Grogol, yang masih berdekatan dengan lokasi Desa Tiron, Kecamatan Banyakan, tempat lokasi persoalan warga muncul.
Saat ditanya kembali tentang ada atau tidaknya kehadiran para anggota dewan Kabupaten Kediri di tengah masyarakat Desa Tiron, yang sedang memperjuangkan haknya itu, Imam Sururi kembali meyakinkah bahwa sejak awal, tidak ada anggota dewan yang mengawal persoalan rakyat itu atau membantu masyarakat Desa Tiron untuk memperjuangkan haknya. “Untuk apa memiliki anggota dewan, kalau tidak mau mengawal persoalan masyarakat,”tandas Sururi. (mam)
Betulkah, anggota DPRD Kabupaten Kediri memang tidak peduli dengan persoalan yang dihadapi rakyatnya? Seperti yang disampaikan oleh Imam Sururi? Bagaimana pendapat Anda?
Tinggalkan Balasan