Solidaritas, Polresta Kediri Bersama PMII Gelar Doa Bersama

PC PMII saat mendatangi kantor Polresta Kediri, Minggu (29/9)

Kediri- Sebagai rasa ikut prihatin atas meninggalnya mahasiswa di Kendari Sulawesi Tenggara, Polresta Kadiri Bersama PMII lakukan Doa dan Salat Gaib bersama di Halaman belakang kantor Polresta Kediri, Minggu (29/9) siang.

Sebelum melakukan doa bersama, ratusan mahasiswa Pengurus Cabang Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PC PMII) Kediri menggelar orasi secara bergantian untuk menyampaikan tuntutan mereka. PC PMII Kediri menilai demokrasi Indonesia kembali berduka setelah meninggalnya mahasiswa Universitas Halu Oleo Kendari Sulawesi Tenggara, Imawan Randi, pada 26 September lalu.

Randy meninggal dunia saat menggelar aksi menuntut revisi RKUHP di depan gedung Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kendari. “Kami bergerak dan menyampaikan aspirasi serta tuntutan atas kemauan sendiri, PC PMII Kediri melakukan aksi atas himbauan Pengurus Besar PMII. Aksi ini karena kami satu jiwa, satu angkatan, dan satu cita untuk Indonesia,” jelas Koordinator Lapangan, Ikhsanu Shafa.

Doa bersama anggota Polresta Kediri bersama PMII

Dengan kejadian tersebut, PC PMII Kediri menilai bahwa demokrasi di Indonesia masih dipertanyakan keberadaannya dan apa yang ada di cita-citakan pada reformasi masih belum sepenuhnya terwujud. Pasalnya, sikap arogansi yang dilakukan oleh petugas keamanan terhadap demonstran mahasiswa, mencerminkan bangsa ini masih belum dewasa dalam menjalankan roda demokrasi.

Dengan adanya kejadian tersebut, PC PMII Kediri juga menuntut beberapa hal kepada pihak Kepolisian. Mereka meminta pihak kepolisian melakukan pengusutan secara tuntas pelaku penembakan yang mengakibatkan Randy meninggal dunia dan secara terbuka, rinci, serta memberikan informasi terbaru kepada publik terkait proses hukum atas kasus tersebut.

PC PMII Kediri juga meminta untuk memberikan hukuman seberat-beratnya kepada pelaku penembakan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang belaku. Selain itu, mereka juga menuntut kepada kepolisian untuk menghentikan segala bentuk tindakan represif terhadap mahasiswa yang menyampaikan aspirasi melalui demonstrasi.

Setelah menyampaikan orasi, para mahasiswa ini meminta izin untuk masuk ke halaman Mapolresta Kediri. Mereka bersama petugas Polresta Kediri berdoa bersama untuk sahabat mereka, Randy. “Kami juga akan mendukung serta menyampaikan tuntutan mahasiswa sesuai dengan proses yang berlaku dan sebisa mungkin mengawal untuk keselamatan mahasiswa,” tutur Waka Polresta Kediri, Kompol Iwan Sebasttian.

Sebelum membubarkan diri, para mahasiswa terus menunggu kehadiran Kapolresta Kediri. Mahasiswa juga ingin bertemu dan melakukan koordinasi untuk pembahasan atas kejadian yang menimpa salah satu sahabat mereka. Pasalnya, mereka ingin meminta tanda tangan Kapolresta Kediri untuk menyetujui tuntutan yang disampaikan.

Pihak Polresta Kediri memberikan jadwal supaya mahasiswa bisa bertemu dengan Kapolresta yang baru. Iwan meminta kepada mahasiswa datang kembali tanggal 3 Oktober, karena Kapolresta Kediri masih dalam penugasan dan masih ada jadwal bertemu dengan Kapolda Jatim.(bad)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.