Kediri- Sebanyak 150 mahasiswa, telah mengikuti dialog publik yang diselenggarakan oleh Lentera Institut Indonesia yang bekerja sama dengan Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Kediri, Jumat (26/4).
Dialog publik bertema menjaga keutuhan bangsa dan mewaspadai konflik pasca Pilpres 2019 diusung dalam kegiatan yang berlangsung di gedung Fakultas Ushuluddin IAIN Kediri. Pasalnya tema tersebut banyak diperbincangkan baik di media sosial, media massa, maupun media elektronik, yang tidak terlepas dari kehidupan mereka sehari – hari.
Muhammad Sauki, Ketua Panitia mengatakan, pesta demokrasi saat ini cukup menguras tenaga dan fikiran dibanding lima tahun yang lalu. Jika sebelumnya perdebatan selesai pasca pemilihan, saat ini justru saling klaim dan saling tidak mempercayai dari hasil perhitungan cepat yang ada.
“Kita ingin bersama – sama menjaga keutuhan bangsa, jangan sampai pemilu yang seharusnya disebut sebagai pesta demokrasi ini justru memecah belah bangsa ini karena kepentingan – kepentingan kelompok. Kita berharap dengan dialog ini bisa mencari apa yang seharusnya dilakukan kita sebagai mahasiswa dengan keadaan saat ini,” ujarnya.
Khoerul Umam salah satu pemateri dalam kegiatan itu mengatakan, konflik politik yang terjadi ditataran nasional ini semakin dirasakan karena perkembangan informasi yang semakin cepat dan semakin banyak sehingga tidak ada perbedaan mana yang benar dan mana yang salah. Pertikaian – pertikaian dielit politik itu dianggap bukan sikap sebagai negarawan yang lebih menjerumus pada sikap kekanak – kanakan.
“Sebagai seorang negarawan seharusnya lebih arif, lebih bijak dengan berani mengakui kemenangan lawan. Inilah yang harus mahasiswa pahami jangan sampai mereka ikut arus pertikaian yang tidak jelas ini, hanya membenarkan satu kelompok dan menyalahkan kelompok lain. Mahasiswa harus menggunakan nalar sehatnya, karena ada yang jauh lebih penting yang perlu kita diskusikan yaitu tentang masa depan bangsa ini dibanding memperdebatkan siapa pemimpinnya nanti,” kata salah satu dosen ilmu sosial di IAIN Kediri ini.
Selain Khoerul Umam, kegiatan itu juga dihadiri oleh dua pemateri lainnya, diantaranya Ahmad Fauzan Pujianto, dan Indra Latief Syaepu akademisi kajian konflik dan perdamaian.(bd)
Tinggalkan Balasan