Non Parlemen Konsisten Bumbung Kosong

Yakin Potensi Sangat Besar, Tapi Belum Terkoordinir

KEDIRI – Sejumlah partai non parlemen yang tidak ikut mendukung Dhito-Dewi pada Pilkada 9 Desember mendatang, mengaku konsisten untuk mensukseskan bumbung kosong agar menang bisa menang dibanding calon tunggal. Mereka menilai kemungkinan bumbung kosong untuk menang masih terbuka lebar meskipun semua parpol yang memiliki kursi di DPRD Kabupaten Kediri sudah mengusung Dhito sebagai bakal calon Bupati Kediri. “Kami partai non parlemen yang tersisa, tetap konsisten memperjuangkan Bumbung Kosong untuk menang Pilkada Kediri,”ujar Heri Purnawirawan, ketua DPC Perindo Kabupaten Kediri.

YAKIN BUMBUNG KOSONG KUAT : Heri Purnawirawan, ketua DPC Perindo Kabupaten Kediri

Menurut Heri, dukungan  politik  berlebihan yang dimiliki Dhito saat ini, bukan berarti tidak bisa dikalahkan. Heri merujuk pada kasus mantan Presiden Soeharto yang dikalahkan oleh kekuatan rakyat, meskipun dalam posisi sangat kuat dan seakan  tidak ada orang yang berpikir bahwa Soeharto bisa digulingkan. Pada kasus Pilkada, juga sudah terjadi Bumbung Kosong menang di Makassar. Padahal calonnya adalah keluarga Yusuf Kalla, mantan Wakil Presiden RI. “Segala sesuatu sangat mungkin terjadi di politik. Kalau kekuatan rakyat sudah bersatu, bumbung kosong bisa menang,”tambah Heri dengan nada yakin.

Saat ditanya adanya sebagian partai non parlemen yang bergabung dengan Dhito, Heri mengaku tidak masalah. Karena itu hak pilihan masing-masing  partai. Tetapi Perindo tetap konsisten di jalur perjuangan bumbung kosong. “Harus ada kekuatan penyeimbang. Tidak boleh kekuatan politik yang sangat besar dibiarkan tanpa kontrol. Sangat tidak baik bagi jalannya pemerintahan ke depan. Karena tidak akan ada yang mengingatkan jika melenceng,”tandasnya.

Heri merasa potensi kekuatan pendukung bumbung kosong sangat besar. Hanya saja, saat ini masih berjalan sendiri-sendiri, belum terkoordinir dengan baik. “Harus ada yang dirijen yang mengkoordinir potensi kekuatan rakyat ke bumbung kosong itu. Hanya, sekarang belum ada yang mengkoordinir,”tambah Heri. (mam)

Non-Parliamentary Consistent to Empty Box

I believe the potential is very large, but not coordinated yet

KEDIRI – A number of non-parliamentary parties that do not support Dhito-Dewi in the upcoming December 9 Pilkada, claim to be consistent in making the empty box successful so that they can win compared to a single candidate. They assessed that the possibility of an empty box to win is still wide open even though all political parties that have seats in the Kediri Regency DPRD have already nominated Dhito as a candidate for the Regent of Kediri. “We are the remaining non-parliamentary party, remain consistent in fighting for the Empty box to win the Kediri Regional Election,” said Heri Purnawirawan, chairman of DPC Perindo Kediri Regency.
Heri explained that Dhito’s current excessive political support does not mean he cannot be defeated. Heri refers to the case of former President Soeharto who was defeated by the power of the people, even though he was in a very strong position and as if no one thought that Suharto could be overthrown. In the Pilkada case, there has also been a Bumbung Kosong victory in Makassar. Even though the candidate is the family of Yusuf Kalla, the former Vice President of the Republic of Indonesia. “Everything is possible in politics. If the people’s power is united, the empty bumbung can win, ”added Heri confidently.
When asked about some non-parliamentary parties joining Dhito, Heri admitted that there was no problem. Because it is the agency of each party. But Perindo remains consistent on the path of the empty box struggle. “There must be a balancing force. Immense political power must not be left without control. It is not very good for the future of the government. Because no one will remind you if you deviate, “he said.
Heri felt that the potential support for the empty box was very large. It’s just that, currently it is still running independently, not well coordinated. “There must be a conductor general who coordinates the potential power of the people to the empty bumbung. However, now no one has coordinated it, ”added Heri. (mam)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.