Trenggalek-Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Trenggalek apresiasi tradisi labuh larung sembonyo di Pantai Prigi. Diketahui, para nelayan dan masyarakat di pesisir Pantai Prigi Kecamatan Watulimo Kabupaten Trenggalek melakukan upacara Larung Sembonyo sebagai wujud syukur atas rejeki yang telah diberikan oleh Yang Maha Kuasa. Masyarakat yang ada dipesisir Pantai Prigi didominasi bermata pencaharian sebagai nelayan, dan tradisi Larung Sembonyo ini merupakan bentuk syukur serta untuk menghormati leluhurnya dengan melarung sebuah gunungan tumpeng raksasa yang dilengkapi dengan ingkung serta sesaji lainnya ke tengah laut
Menurut mitos yang beredar, dipercaya jika upacara Larung Sembonyo ini tidak dilakukan maka Masyarakat meyakini akan ada gangguan seperti tangkapan ikan sepi, gagal panen, adanya wabah penyakit, bencana alam dan lain sebagainya.
Sembonyo merupakan nama mempelai tuhan berupa boneka kecil yang terbuat dari tepung beras ketan dan dibentuk seperti layaknya mempelai yang sedang bersanding.
“Karena Sembonyo ini menggambarkan mempelai, maka perlengkapan upacara adat ini juga dilengkapi dengan asahan atau sesaji serta perlengkapan lain seperti upacara tradisional Jawa. Labuh larung sembonyo ini juga bisa menjadi daya tarik wisatawan untuk datang ke Kabupaten Trenggalek. Sembari mengenal tradisi budaya, juga untuk mengenakan potensi wisata yang ada di Kecamatan Watulimo Kabupaten Trenggalek, ” Ketua DPRD Kabupaten Trenggalek, Samsul Anam saat dikonfirmasi, Minggu (29/7/2018).
Diakui Samsul, tradisi yang sampai saat ini dipertahankan secara turun – temurun oleh warga masyarakat Prigi perlu dijaga dan dilestarikan.
Perlu diketahui bahwa seiring perkembangan, Larung Sembonyo ini dilakukan tidak pada Senin Kliwon melainkan pada Ahad (Minggu) Kliwon.
Sebelum dilarung, Gunungan tumpeng raksasa akan di arak dan dibawa ke tengah laut dengan memanjatkan doa oleh para nelayan.
Masyarakat di kawasan Pantai Prigi dan sekitarnya memilih Kliwon pada pasaran penanggalan Jawa lantaran praktis pada hari Minggu masyarakat luar Trenggalek bisa menyaksikan dan mengikuti tradisi Larung Sembonyo ini.
“Diharapkan dengan adanya tradisi Larung Sembonyo ini, warga masyarakat khususnya di pesisir Pantai Prigi mendapatkan rejeki yang melimpah dan dijauhkan dari malapetaka, ” tegasnya.
Selain itu, upacara adat Larung Sembonyo (Sesaji) ini akan terus dilakukan sebagai bentuk wujud syukur masyarakat di pesisir Pantai Prigi serta menjadikan warisan budaya yang patut dilestarikan. Dengan begitu, tak hanya masyarakat lokal saja yang dapat menyaksikan tradisi nenek moyang ini, melainkan wisatawan domestik juga dapat mengikuti Larung Sembonyo ini sehingga dapat meningkatkan potensi wisata Kabupaten Trenggalek khusus pesisir Pantai. (ko)
Tinggalkan Balasan