Kediri-Keterlibatan kader berperan penting dalam upaya deteksi dan pengendalian penyakit tidak menular (PTM). Didasari hal tersebut, Pemerintah Kota Kediri melalui Dinas Kesehatan menyelenggarakan sosialisasi dan pendampingan kader dalam pengendalian hipertensi melalui Posbindu dan Puskesmas Pandu, Rabu (8/3) yang bertempat di ballroom salah satu hotel di Kota Kediri. Menghadirkan narasumber dari Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur, sosialisasi dilaksanakan selama dua hari dan diikuti 140 kader yang terbagi menjadi dua sesi.
Dalam sambutannya saat membuka kegiatan, Kepala Dinas Kesehatan Kota Kediri dr Fauzan Adima mengatakan penyakit tidak menular menjadi konsen pemerintah sejak tahun 2016 dan saat ini menjadi penyakit kesehatan yang semakin serius. Hipertensi menjadi salah satu tantangan pengendalian penyakit tidak menular. dr Fauzan melanjutkan sekitar 34 persen masyarakat Indonesia menderita hipertensi. Angka ini berdasarkan data dari riset kesehatan daerah Tahun 2018.
“Penyakit tidak menular seperti hipertensi mengalami tren peningkatan dan merupakan penyakit yang disebut silent killer atau penyakit yang menyebabkan kematian secara perlahan. Umumnya masyarakat tidak mengeluh sakit sehingga cenderung merasa nyaman meski memiliki penyakit tekanan darah yang tinggi, padahal hal tersebut cukup berbahaya. Untuk itu, penyakit tidak menular apabila tidak diatasi di masa depan nanti akan menjadi bomerang untuk sistem kesehatan kita,” tuturnya.
Sebagai optimalisasi upaya pencegahan dan pengendalian, Pemerintah Kota Kediri pun telah menyiapkan fasilitas kesehatan, antara lain pembentukan Puskesmas Pelayanan Terpadu (Pandu). Selain itu, secara konsisten Dinas Kesehatan dan puskesmas juga mendukung terselenggaranya posbindu PTM di seluruh kelurahan di Kota Kediri. dr Fauzan menambahkan, dalam arahannya Walikota Kediri juga menghimbau masyarakat untuk memanfaatkan layanan Puskesmasn Pandu PTM untuk deteksi dini, edukasi kesehatan hingga penanganan PTM.
“Saat ini seluruh puskesmas di Kota Kediri sudah menjadi puskesmas pandu PTM, yaitu puskesmas dengan penanganan PTM secara terpadu. Hal ini sangat diperlukan untuk deteksi dini sehingga nantinya bisa dilakukan pengananan atau diobati lebih cepat dan dapat dikendalikan dengan baik,” tuturnya.
Dijelaskan dr Fauzan, penyakit hipertensi bisa dicegah dengan melakukan hal-hal berikut yaitu menjaga gizi atau diet yang seimbang, mempertahankan berat badan dan lingkar badan yang ideal, melakukan gaya hidup yang sehat dengan berolahraga teratur, tidak merokok dan tidak mengkonsumsi alkohol. “Menerapkan gaya hidup sehat merupakan kunci dalam pencegahan hipertensi. Sebagai kader, panjenengan juga diharapkan memberikan edukasi ke masyarakat tentang apa saja yang bisa dilakukan untuk mencegah hipertensi,” ajaknya.
dr Fauzan menambahkan, keberhasilan pencegahan dan pengendalian hipertensi merupakan tanggungjawab bersama baik seluruh stakeholder, petugas puskesmas serta para kader dengan melakukan skrining atau deteksi dini secara lebih masif. “Saya berharap ibu-ibu kader dapat membantu memberikan pendampingan pasien hipertensi untuk mendapat penanganan yang tepat. Karena semakin dini ditemukan dapat dilakukan pengendalian yang lebih baik,” pungkasnya.[adv/kom]
Tinggalkan Balasan