KEDIRI – Kasus sepinya Pasar Setonobetek dan bangunan baru yang sudah retak hingga bocor, akhirnya memantik perhatian Komisi B DPRD Kota Kediri. Kemarin, mereka melakukan sidak langsung ke lokasi setelah melakukan hearing dengan Perusahaan Daerah (PD) Pasar. Seluruh anggota Komisi B ikut dalam sidak itu. Mereka adalah Katino, Erita Dewi, Mujono, Anton Dipayasa, dan Regina.
“Banyak yang janggal. Masak pendapatan pasar dalam setahun hanya menyetor 300 juta. Padahal pendapatan kotor per bulan bisa mencapai Rp 600 juta sampai Rp 700 juta,”ujar Katino, koordinator Komisi B asal Partai Gerindra ini.
Katino menjelaskan, nilai Rp 300 juta pendapatan pasar itu berasal dari 9 pasar di Kota Kediri, yaitu Pasar Ngronggo, Pahing, Setonobetek, Banjaran, Mrican, Bandar, Premanan, Muning, dan Bawang. “Lainnya kemana? Okelah untuk perawatan dan gaji karyawan. Tapi rasanya sangat janggal. Seharusnya bisa miliar lebih per tahun. Sementara penyusutannya saja katanya bisa mencapai Rp 1,4 miliar. Ini aneh,”tandas Katino.
Soal sepinya pasar, berdasarkan keterangan dari para pedagang, salah satunya karena kurang amannya di lokasi. Sehingga pembeli kurang nyaman. Misalnya ada helm yang hilang, dagangan di kios hilang, dan sebagainya. “Memang tidak ada parkir khusus. Berserakan begitu parkirnya,”kata
Untuk itu, Katino meminta agar manajemen pasar diperbaiki dulu. Sehingga pedagang dan pembeli merasa nyaman. Soal manajemen keuangan, juga harus diperbaiki dulu. (mam)
Tinggalkan Balasan