Kediri-Sebagai upaya membuka wawasan masyarakat tentang dampak adanya pencemaran air limbah domestik, Pemerintah Kota Kediri melalui Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang mengadakan Sosialisasi Air Limbah, Selasa (13/12) di Ruang Joyoboyo Balaikota Kediri.
Membuka langsung kegiatan, Asisten Perekonomian dan Pembangunan Ferry Djatmiko dalam sambutannya mengatakan seiring perkembangan kota maka jumlah penduduknya akan semakin bertambah, apalagi posisi Kota Kediri yang nantinya dekat dengan bandara dan exit tol. Hal ini menurut Ferry, diprediksi akan menarik arus urbanisasi dan meningkatkan potensi bertambahnya air limbah rumah tangga.
“Jika ini tidak dikendalikan maka akan menimbulkan pencemaran lingkungan, polusi air tanah dan bisa menyebabkan gangguan kesehatan pada manusia. Ini jadi tugas kita bersama untuk saling mengingatkan dan kita jaga lingkungan dan sumber air,” tuturnya.
Ferry menuturkan tahun 2019 lalu, Kota Kediri sudah mendeklarasikan bebas buang air besar sembarangan atau Open Defecation Free (ODF). Untuk mendukung hal tersebut bahkan sudah dibangun pula Sanitasi Berbasis Masyarakat (Sanimas). Selain itu, Dinas Kesehatan Kota Kediri juga melakukan monitoring ke beberapa tempat yang berpotensi ditemukan pencemaran lingkungan. Namun di beberapa kelurahan masih ditemukan permasalahan seperti pembuangan air limbah di saluran air maupun sungai.
“Dari Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur Kota Kediri Tahun 2021 sudah dinyatakan menjadi kota yang bebas buang air sembarangan. Ini patut kita pertahankan dan tingkatkan, jadi kalau ada tetangganya yang belum membangun jamban bertangki septitank bisa diingatkan agar tidak mencemari lingkungan,” ajaknya.
Kegiatan tersebut beragendakan pemaparan yang disampaikan oleh Eddy S. Soedjono, pakar sanitasi air dari Institut Teknologi Sepuluh November (ITS) Surabaya dan menghadirkan 100 peserta yang terdiri dari lurah dan para kader jumantik se-Kota Kediri.
“Dalam acara hari ini kita hadirkan pakar sanitasi air dari ITS, jadi monggo Bapak Ibu bisa menggali ilmu dari narasumber yang kita hadirkan. Dari ahlinya sanitasi kita belajar untuk mendapatkan solusi penanganan air limbah domestik di lingkungan panjenengan semua. Setelah itu, pengetahuan yang didapat nanti bisa disebarluaskan ke masyarakat dan tetangga sekitar agar masyarakat bisa waspada dalam membuang air limbah rumah tangga sehingga tidak lagi ditemukan hal demikian,” pungkasnya.
Sementara itu, Kepala Dinas PUPR Endang Kartika Sari mengatakan salah satu yang menjadi tugas PUPR selain sanitasi dan air minum adalah penyediaan sarana air minum dan pembersihan saluran air se-Kota Kediri. Dengan kegiatan sosialisasi tersebut Endang berharap bisa membuka wawasan masyarakat akan pentingnya menjaga kebersihan lingkungan.
“Saat kami membersihkan saluran air di Kota Kediri, kami masih menemukan permasalahan seperti pipa dari saluran pembuangan rumah tangga yang dialirkan ke drainase, padahal Kota Kediri sudah mencanangkan bebas dari buang air besar sembarangan. Untuk itu hari ini kita adakan sosialisasi ini sebagai upaya kita mewujudkan Kota Kediri bebas dari air limbah sembarangan. Selain itu ke depan tidak ditemukan lagi buang air besar terselubung, maksudnya klosetnya ada di dalam rumah, tapi pipa pembuangannya langsung ke sungai atau bahkan ada juga yang langsung ke drainase,” pungkasnya.[adv/kom]
Tinggalkan Balasan