Banom NU, Sepakat Tidak ‘Jual’ Nama Organisasi

Gelar Apel Kesetiaan Pada NKRI dan NU

KEDIRI – Seluruh Badan Otonom (Banom) NU Kabupaten Kediri, Lembaga, dan Majelis Wakil Cabang (MWC) se-Kabupaten Kediri, sepakat untuk tidak menjaga martabat dan marwah NU, dengan tidak menjual nama organisasi untuk kepentingan pribadi dan kelompok. Kesepakatan itu, diwujudkan dalam bentuk pakta integritas pada Apel Kesetiaan terhadap NKRI dan NU, di Gedung Serba Guna (GSG) NU, Gurah, Minggu, 2 Agustus 2020.

SIAP NDEREK KYAI : Banom dan Lembaga NU melakukan apel kesetiaan pada NKRI dan NU

Pada Apel Kesetiaan memperingati HUT Kemerdekaan RI tersebut, diikuti sekitar 500 peserta perwakilan seluruh Banom NU, seperti Ansor, Muslimat, Fatayat, IPNU IPPNU, PMII, Pagar Nusa, MWC se-Kabupaten Kediri, dan sebagainya, termasuk jajaran Tanfidziyah dan Syuriah, yang dipimpin langsung oleh ketua tanfidziyah K.H Moh Makmun. Mereka juga berikrar untuk mengikuti  perintah organisasi dan dawuh-dawuh kyai NU dan mempertahankan nama baik organisasi dari segala gerakan yang dapar merusak tatan Jam’iyah NU.

TEMUI PESERTA DI LUAR GEDUNG : Ketua PCNU KH Moh. Makmun, menemui kader yang mengikuti apel di luar gedung serba guna NU

K.H Ahmad Makmun alias Gus Makmun, menjelaskan apel tersebut sengaja dilakukan dengan perwakilan terbatas dan digelar di dalam gedung, karena masih dalam suasana pandemi Covid-19. “Kemerdekaan ini adalah berkah. Maka kita menyatukan seluruh elemen NU, untuk mengisi kemerdekaan dan berpartisipasi dalam pembangunan, terutama di Kabupaten Kediri,”katanya.

Menurut Gus Makmun, dengan Apel Kesetiaan ini, konsekwensinya seluruh Banom dan lembaga berada dalam satu komando untuk menjaga marwah NU. Karena NU memiliki banyak kader yang memiliki kompetensi di bidang masing-masing untuk mengangkat nama NU. “Bukan sebaliknya, orang yang kurang kompeten tapi dengan membawa-bawa nama NU seaka-akan sudah kompeten, kemudian justru merusak tatanan dan nama NU,”tandas Gus Makmun.

Apakah itu terkait dengan Pilkada? Gus Makmun menegaskan masalah ini bukan mengarah langsung ke Pilkada, karena Apel Kesetiaan ini bersifat umum. NU belum menentukan sikap terkait dengan Pilkada, akan netral, mendukung apa atau siapa. “Ini masalah umum. Tidak terkait dengan Pilkada langsung. Nanti kalau sudah ada pendaftaran, baru NU akan menentukan sikap seperti apa,”tambahnya.

Terkait adanya kader NU yang ikut macung, Gus Makmun menjelaskan bahwa NU berdasarkan akhlakul karimah,  kalau ada kader yang maju di pemilihan apapun, bagaimanapun, mereka akan  minta izin dulu, bukan sekadar memberitahu. “Misalnya saya maju di apapun, saya harus izin ke rois syuriah,”tegas Gus Makmun.

Terkait dengan ketua Fatayat versi Dewi Maria Ulfa, Gus Makmun menjelaskan posisi fatayat di PCNU hingga kini belum ada kejelasan, masih ada mis komunikasi organisasi dan beliau belum mendapatkan tembusan. (mam)

Banom NU, Agrees Not to ‘Sell’ Organization Name

Title Apple Loyalty to the Republic of Indonesia and NU
KEDIRI – All of the NU Autonomous Agency (Banom) of Kediri Regency, Institutions and Branch Deputy Assemblies (MWC) throughout Kediri Regency, agreed not to maintain the dignity and morale of NU, by not selling the name of the organization for personal and group interests. The agreement was realized in the form of an integrity pact in the Apple of Allegiance to the Republic of Indonesia and NU, at the NU Multipurpose Building (GSG), Gurah, Sunday, August 2, 2020.
In the Apple Loyalty to commemorate Indonesia’s Independence Day, around 500 participants representing all Banom NU, such as Ansor, Muslimat, Fatayat, IPNU IPPNU, PMII, Pagar Nusa, MWC throughout Kediri Regency, and so on, including the ranks of Tanfidziyah and Syuriah, led by directly by the chairman of the tanfidziyah KH Moh Makmun. They also vowed to follow the orders of the NU cleric organization and the kyai and defend the good name of the organization from all movements that could damage the order of Jam’iyah NU.
K.H Ahmad Makmun alias Gus Makmun, explained that the apple was deliberately carried out with limited representation and was held inside the building, because it was still in the atmosphere of the Covid-19 pandemic. “This independence is a blessing. So we unite all elements of NU, to fill independence and participate in development, especially in Kediri Regency, “he said.
According to Gus Makmun, with this Apple of Loyalty, the consequence is that all Banom and institutions are under one command to maintain the spirit of NU. Because NU has many cadres who have competence in their respective fields to raise the name of NU. “It is not the other way around, people who are less competent but by carrying around the name of NU as if they are already competent, then it actually damages the order and name of NU,” said Gus Makmun.
Is that related to the elections? Gus Makmun stressed that this problem did not lead directly to the elections, because the Apple of Loyalty was general in nature. NU has not determined the attitude related to the elections, will be neutral, support what or who. “This is a common problem. Not related to direct elections. Later, if there is already a registration, then NU will determine what kind of attitude, “he added.
Regarding NU cadres participating in the dispute, Gus Makmun explained that NU was based on morality, if there were cadres who advanced in any election, however, they would ask permission first, not just inform. “For example, if I go forward in anything, I have to get permission from Rois Syuriah,” said Gus Makmun.
Regarding the Fatayat version of Dewi Maria Ulfa, Gus Makmun explained that the position of the fatayat at PCNU has yet to be clarified, there is still organizational communication and he has not yet received a copy. (mam)

Penyakit virus corona (COVID-19)
Dapatkan informasi terbaru

Kirim masukan
Histori
Disimpan
Komunitas

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.