KEDIRI – Sebanyak 26 ribu lebih orang yang meninggal dunia, ditemukan masih masuk dalam daftar pemilih pada Pilkada Kabupaten Kediri 2020. Data itu ditemukan dalam proses pemutakhiran data pemilih atau pencocokan dan penelitian (coklit) oleh KPU Kabupaten Kediri, yang sekarang masih berjalan. Diprediksi, data itu akan terus bertambah mengingat proses coklit masih belum selesai dan baru mencapai 45 persen.
Eka Wisnu Wardhana, anggota KPU Kabupaten Kediri, mengatakan hasil coklit sementara ini, total sudah ada sekitar 40.950 yang tidak memenuhi syarat (TMS) dan harus dicoret dari daftar pemilih. Mereka terdiri dari 26.003 orang meninggal dunia, 2.273 orang pemilih ganda, di bawah umur 91 orang, pindah domisili 3.637 orang, tidak dikenal 2.201 orang, anggota TNI 98 orang, anggota Polri 92 orang dan bukan penduduk Kabupaten Kediri 6.555 orang. “Ini masih coklit tahap pertama. Untuk tindak lanjut dari temuan TMS, akan kita keluarkan dari daftar pemilih,” kata Wisnu.
KPU mengapresiasi seluruh masyarakat Kabupaten Kediri yang bersedia membukakan pintu untuk petugas dalam melakukan coklit secara door to door. Apresiasi yang sama juga diperuntukkan bagi petugas PPDP yang bekerja dengan ekstra. Sehingga didapati 40 ribu pemilih TMS tersebut.
Masa coklit itu sendiri akan berlangsung mulai 15 Juli – 13 Agustus mendatang. Selain menemukan puluhan ribu hak pilih yang tidak memenuhi syarat, petugas coklit juga menemukan 1.346 pemilih disabilitas, 5.450 pemilih yang belum melakukan perekaman e-KTP, dan pemilih baru 11.695 jiwa.
Terkait banyaknya temuan data pemilih yang meninggal dunia yang jumlahnya sangat besar, Wisnu belum mengetahui secara pasti penyebabnya. Tetapi pihaknya akan melakukan kajian lebih lanjut. (mam)
26 Thousand Has Died, Still on Voter List
KEDIRI – More than 26 thousand people who died, were found to still be included in the voter list in the Kediri District Election 2020. The data was found in the process of updating voter data or matching and research (research) by the KPU of Kediri Regency, which is currently still running. It is predicted that the data will continue to grow considering the chocolate process is still incomplete and has only reached 45 percent.
Eka Wisnu Wardhana, a member of the KPU in Kediri Regency, said that while the results of the temporary research, a total of around 40,950 were not eligible (TMS) and had to be removed from the voter list. They consisted of 26,003 people died, 2,273 double voters, under the age of 91 people, moved to 3,637 people, unknown 2,201 people, 98 members of the TNI, 92 members of the National Police and not residents of Kediri Regency 6,555 people. “This is still the first stage of chocolate. “For the follow-up of the TMS findings, we will remove it from the voter list,” said Wisnu.
KPU appreciates all the people of Kediri Regency who are willing to open the door for officers in conducting door-to-door research. The same appreciation is also given to PPDP officers who work extra. So that there were 40 thousand TMS voters.
The chocolate period itself will take place from July 15 to August 13. In addition to finding tens of thousands of voting rights that did not meet the requirements, the cocklit officer also found 1,346 disability voters, 5,450 voters who had not recorded e-KTPs, and 11,695 new voters.
Related to the large number of data findings of the deceased voters who died, Wisnu did not know the exact cause. But it will conduct further studies. (mam)
Tinggalkan Balasan