Kediri-Penyandang disabilitas di Kota Kediri tidak luput dari perhatian Wali Kota Kediri Abdullah Abu Bakar. Beberapa program dan bantuan sosial untuk para penyandang disabilitas diberikan. Saat acara Kopi Tahu di Balai Kelurahan Mrican ini, beberapa organisasi penyandang disabilitas diberikan bantuan sosial, Jumat (23/9).
Bantuan untuk penyandang disabilitas ini diberikan kepada Himpunan Wanita Disabilitas Indonesia (HWDI) senilai Rp. 30.000.000 untuk peningkatan SDM/pelatihan anggota dan pemberian bantuan nutrisi. Lalu bantuan diberikan kepada Persatuan Tunanetra Indonesia (Pertuni) sebesar Rp 30.000.000 berupa bantuan sembako untuk anggota dan pelatihan Alquran Braile. Serta, bantuan diberikan kepada Gerakan untuk Kesejahteraan Tuna Rungu Indonesia (GERKATIN) sebesar Rp. 30.000.000 untuk pelatihan kemandirian dan sosialisasi peningkatan kapasitas dan bantuan sembako.
Setelah Wali Kota Kediri memaparkan mengenai capaian yang sudah diraih Kota Kediri dan pembangunan yang sudah dilakukan dengan dana Prodamas baik infrastruktur, sosial maupun ekonomi, saatnya berdiskusi bersama warga. Salah satu penyandang disabilitas yang hadir turut menyampaikan usulan. Penyampaian usulan ini dilakukan dengan bahasa isyarat.
Ari, disabilitas dari DPC Gerkatin Kota Kediri memberikan usulan untuk diberikan tulisan di fasilitas publik Kota Kediri seperti taman dan lainnya. Karena menurutnya, bila teman-teman tuna rungu ini jika harus bertanya kepada orang lain, mungkin akan kesulitan dalam hal berkomunikasi. Sehingga dibutuhkannya tulisan atau tanda tersebut untuk memudahkan mereka dalam mencari tempat-tempat yang ada di fasilitas umum tersebut. “Teman-teman tuna rungu kalau ada tulisannya bisa paham, misalkan mau tanya ke orang lain mungkin tidak bisa nyambung karena pakai bahasa isyarat,” usulnya.
Usulan tersebut ditanggapi oleh Wali Kota Kediri. Menurutnya, usulan itu bagus dan ke depan pada fasilitas umum seperti taman-taman akan diberikan tulisan atau tanda di setiap fasilitas umum di Kota Kediri. “Terima kasih usulannya, dengan adanya tulisan atau tanda agar memudahkan para disabilitas dalam menikmati fasilitas umum yang ada,” tambahnya.
Adanya penyandang disabilitas dalam acara Kopi Tahu ini, memberikan ilmu baru kepada warga Mrican dan Dermo. Karena warga jadi belajar sedikit bahasa isyarat yang diajarkan langsung oleh salah satu penyandang tuna rungu.(adv/kom)
Tinggalkan Balasan