Deny akan Head to Head Dhito ?

Ada Peluang Muncul Poros Baru ?

Oleh Imam Subawi

Wartawan kediri post

Kabar tentang Deny Widyanarko, bos rokok Tajimas yang mendapat rekom dari Partai NasDem, untuk maju sebagai Bakal Calon (Balon) Bupati Kediri, tampaknya benar-benar mengejutkan banyak masyarakat. Sebelumnya, mayoritas di kelompok masyarakat, sebagian politisi, kurang yakin bahwa Deny akan bisa mendapatkan rekom partai. Meskipun, kursi NasDem belum cukup untuk mengusung Calon Bupati sendiri. Keberanian NasDem ini, diyakini akan diikuti oleh sebagian partai lain. Rasanya, tidak mungkin NasDem yang kursinya kurang, berani memberi rekom tanpa komunikasi politik yang intens mendekati kepastian, tanpa keyakinan ada parpol lain yang siap mengusung, bergandengan mengusung Deny.

Umumnya mereka banyak yang yakin Deny serius siap maju sebagai calon Bupati Kediri, menantang Dhito sebagai incumbent. Namun, mayoritas masyarakat umumnya kurang yakin apakah ada partai yang benar-benar siap berhadapan melawan Dhito. Intinya, yakin Deny serius, tapi ragu partai berani.

PKB sebagai pemenang Pemilu di Kabupaten Kediri, di bawah PDIP, sering disebut-sebut sebagai ‘kunci’ apakah ada perlawanan di Pilkada 2024 atau tidak. Mengingat dalam Sejarah Pilkada langsung di Kabupaten Kediri, PKB baru sekali mengusung sendiri calon bupati, yaitu di masa (alm) Sulaiman Lubis. Selebihnya, PKB selalu bergandengan dengan PDIP.

Selain itu, ada Partai Gerindra yang sedang diperhitungkan, setelah pada Pilpres lalu, Prabowo berhasil memenangkan Pemilu, menjadi Capres pengganti Jokowi. Sehingga, diprediksi akan ikut berpengaruh mendulang suara di daerah, khususnya dalam Pilkada.

Ada sejumlah alasan mengapa banyak pengamat politik lokal, para praktisi politik, dan sebagian kalangan masyakat personal aktif, yang meragukan ada partai yang benar-benar siap mengusung Deny untuk berhadapan dengan Dhito.

Pertama, umumnya mereka mengkait-kaitkan dengan kasus Pilkada 2020, dimana Dhito maju sendirian, melawan bumbung kosong, sukses memborong rekom partai, hingga rekom partai-partai non parlemen.

Kedua, banyak yang meyakini bahwa para ketua partai yang umumnya anggota DPRD, hampir pasti memiliki ‘kesalahan’ yang bisa dijadikan ‘alat gantung’ atau sandera politik. Situasi ini, membuat mereka dalam situasi sulit, tidak berani melakukan Langkah ‘perlawanan’, lebih baik cari aman, dan safety.

Ketiga, para politisi secara umum, dinilai sangat pragmatis, yang penting dapat pembagian kue, dan takut kalah menghadapi incumbent. Apapun ceritanya, incumbent selalu dinilai sudah memiliki kekuatan yang cukup besar, jaringan yang kuat, sumberdaya yang cukup, dan perangkat hingga sampai di desa-desa.

Sehingga, munculnya rekom NasDem ke Deny ini, seakan mengagetkan banyak pihak. Mengingat, NasDem merupakan partai pertama yang memberikan rekom ke Deny, pendatang baru di dunia politik, meskipun dengan embel-embel sejumlah pertanyaan, yang intinya ‘Opo iso menang?’, Namun, ada juga yang meyakini Deny akan mampu bertarung melawan Dhito, karena sumber daya finansialnya dinilai cukup dan dia sudah membuktikan mampu mengusung istrinya jadi anggota DPRD Kabupaten Kediri dengan suara terbanyak. Situasi ini, bisa berefek pada dinamika politik di Kabupaten Kediri yang sangat mungkin akan segera memanas.

Bagaimana dengan peluang munculnya poros baru, di luar Dhito dan Deny ? Secara teori, peluang munculnya poros baru ini sebenarnya sangat terbuka. Mengingat, banyak partai yang belum menentukan sikap, masih menunggu ‘petunjuk DPP’ dan seakan menunggu perkembangan apa yang dilakukan parpol lain. Jika ada yang sudah berani melangkah, mungkin mereka akan ‘lebih berani’ bersikap.

Namun secara praktis, dilihat dari isu-isu bursa kandidat bakal calon bupati yang berkembang saat ini, peluang munculnya poros baru di luar Dhito dan Deny, kemungkinan sangat kecil. Mengingat, untuk bertarung di daerah yang masih ada incumbent, bukan persoalan mudah, dibutuhkan energi politik dengan kekuatan ganda untuk bisa menang. Bagaimana pendapat Anda?

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.