Santri Lirboyo dari Zona Merah Belum Boleh Masuk

PROTOKOL KESEHATAN : Para santri Ponpes Lirboyo yang datang harus mengikuti protokol kesehatan, seluruh barng bawaan harus disemprot disinfektan

KEDIRI – Para santri Pondok Pesantren Lirboyo yang berasal dari daerah zona merah, seperti Surabaya raya dan Jabodetabek, belum boleh datang atau masuk ke pondok, harus menunggu perkembangan kasus pandemi corona di daerah masing-masing. “Santri dari daerah zona merah belum dijadwalkan datangnya. Menunggu perkembangan di daerah masing-masing,”ujar KH. Muid Shohib alias Gus Muid, juru bicara pondok pesantren Lirboyo, di sela-sela menunggui kedatangan para santri lirboyo gelombang II, Sabtu (4 Juli 2020).

KARANTINA GELOMBANG PERTAMA LANCAR : KH Abdul Muid dan Kapolres Kediri Kota AKBP Miko Indrayana

Menurut Gus Muid, penjadwalan kedatangan para santri gelombang II ini, setelah karantina para santri di gelombang I yang didampingi tim Polres Kediri Kota dan Pemkot Kediri, dinilai berhasil, tidak ada tanda-tanda penyebaran Covid-19. Selama dalam karantina, mereka diberi beberapa kegiatan seperti istighotsah, olahraga senam pagi, dan pelajaran kitab-kitab kecil, dan sebagainya. “Alhamdulillah, dengan doa semuanya dan didampingi Kapolresta, semuanya berjalan lancar,”tandas Gus Muid.

Pada kedatangan para santri Ponpes Lirboyo gelombang II ini, lanjut Gus Muid, akan berlangsung selama 4-5 hari, mulai Sabtu sampai Rabu. Diprediksi santri yang masuk pada gelombang II ini sekitar 10.000 santri dari berbagai daerah di Jawa. Mereka sengaja diminta datang kembali ke pondok dengan cara rombongan atau membawa kendaraan pribadi, bukan menggunakan transportasi umum. “Mereka datang rombongan dengan dikoordinir masing-masing daerah,”tandasnya.

Sebagaimana kedatangan santri pada gelombang I, santri yang datang pada gelombang II ini juga akan menjalani karantina selama 14 hari dengan pengawasan dan pendampingan yang ketat. Sedangkan untuk para santri dari luar negeri dan daerah zona merah,  masih belum dijadwalkan karena masih melihat perkembangan di daerah mereka masing-masing. “Secara total, santri Lirboyo ada sekitar 28.000 . Sekarang yang ada di pondok sekitar 6 ribu, terdiri dari santri yang memang tidak pulang saat Ramadhan dan santri yang datang di gelombang pertama,”kata Gus Muid. (mam)

Islamic Student Lirboyo from the Red Zone has not been allowed to enter

KEDIRI – The Lirboyo Islamic Boarding School students from the red zone area, such as Surabaya Raya and Jabodetabek, have not been able to come or enter the cottage, must wait for the development of the corona pandemic case in their respective regions. “Santri from the red zone area are not yet scheduled to arrive. Waiting for developments in their respective regions, “said KH. Muid Shohib alias Gus Muid, a spokesman for the Lirboyo boarding school, on the sidelines of the arrival of the second wave of lirboyo students on Saturday (July 4, 2020).
According to Gus Muid, the scheduling of the arrival of wave II students, after quarantine of the students in wave I, accompanied by the Kediri City Police and Kediri City Government teams, was considered successful, there was no sign of the spread of Covid-19. During the quarantine, they were given several activities such as istighotsah, morning gymnastics, and learning small books, and so on. “Alhamdulillah, with all prayers and accompanied by the Chief of Police, everything went smoothly,” said Gus Muid.
On the arrival of the second wave of Lirboyo Ponpes santri, continued Gus Muid, it would last for 4-5 days, from Saturday to Wednesday. It is predicted that students entering the second wave are around 10,000 students from various regions in Java. They were deliberately asked to come back to the lodge by way of a group or bring private vehicles, not using public transportation. “They came in a group coordinated by each region,” he said.
As the arrival of students in wave I, students who came in wave II will also undergo quarantine for 14 days with strict supervision and assistance. As for the students from abroad and the red zone area, it is still not scheduled because they are still seeing developments in their respective regions. “In total, there are around 28,000 Lirboyo students. Now there are around 6 thousand in the hut, consisting of students who did not go home during Ramadan and students who came in the first wave, “said Gus Muid. (mam)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.