Kediri – Pemerintah Kota Kediri terus berupaya memulihkan ekonomi di tengah kondisi pandemi covid-19 yang saat ini sedang dihadapi. Dan salah satu yang menjadi perhatian khusus Walikota Kediri yaitu sektor UMKM. Sebanyak 200 produk UMKM seperti aneka souvenir dan kuliner dikurasi oleh Joko Koentono praktisi advertising di Balaikota Kediri, Sabtu (1/8).
Ketika meninjau langsung produk-produk UMKM hari ini, Walikota Kediri Abdullah Bakar yang ditemani Ketua Dekranasda Kota Kediri Ferry Silviana Abu Bakar mengatakan ada yang berbeda dikarenakan pandemi covid-19. “Yang biasanya mereka bisa jual offline atau di CFD tapi sekarang nggak bisa. Karena itu, pemerintah mendorong UMKM ini Go Digital. Ada memang UMKM yang tidak perlu diapa-apain lagi udah jadi karena mereka memang sudah bisa mengemas produknya, mereka sudah mengenal dunia online . Tapi mereka itu ketika saya cek di marketplace kebanyakan tidak spesifik, sehingga perlu ada sentuhan-sentuhan. Nah hari ini adalah finalisasi atau eksekusi dari diskusi kita dari satu bulan yang lalu,” terangnya.
Walikota Kediri menjelaskan, Pemerintah Kota Kediri sudah mempersiapkan wacana tersebut secara matang. Mulai dari menyiapkan platform digital lokal baru hingga marketplace . “Kalau nanti tidak bisa langsung ke marketplace karena alasannya nungguin anak, nggak ada stok dan segala macam itu nanti akan diletakkan di platform lokal. Tentu ini butuh kurasi. Mengapa harus dikurasi karena ini masalahnya yang mau kita bentuk adalah competitiveness atau daya saing mereka,” ungkapnya.
Ketika bertemu dengan para pelaku UMKM, Walikota Kediri Abdullah Abu Bakar memanfaatkan kegiatan tersebut untuk sharing dan memberikan arahan kepada pelaku UMKM terkait pemasaran. “Ini tadi habis diskusi menangkap bahwa UMKM kita ini masih belum tahu mereka mau jual kemana. Target marketnya itu belum bagus. Misal tenun ini akan dijual kepada orang kantoran, orang kantoran itu siapa. Apakah badannya kurus atau gemuk. Dari situ, dia juga bisa membuat motifnya match dengan bentuk tubuhnya. Nah itu mereka belum mengerti, harus disentuh. Contoh lainnya tentang pemotretan. Banyak foto-foto hampir semuanya kurang bagus. Gimana orang mau beli kalau mereka tidak tertarik pada first impression , pandangan pertama sudah tidak eye catching jadi tidak mau beli. Padahal kalau tadi saya lihat produknya bagus. Karena memang ini permasalahan disitu,” paparnya.
Pada kesempatan yang sama Plt Kepala Dinkop UMTK Kota Kediri Bagus Alit menjelaskan nantinya UMKM Kota Kediri ini akan masuk ke dalam platform lokal. Jadi di platform lokal itu semua bisa melihat apa saja produk-produk UMKM Kota Kediri. “Sehingga nanti semua bisa melihatnya tidak terpencar-pencar,” ujarnya.(bad)
Tinggalkan Balasan