Kediri – Ketua TP PKK Kabupaten Kediri Eriani Annisa Hanindhito membuka kegiatan FGD dengan Pokja IV membahas Percepatan Penurunan AKI & AKB melalui Forum Komunikasi Srikandi Biru. Diskusi ini dihadiri oleh anggota TP PKK Kecamatan bertempat di Pendopo Panjalu Jayati.
Dalam sambutannya, Ketua TP PKK Kabupaten Kediri yang akrab dipanggil Mbak Chica menyampaikan, kegiatan ini sangat penting untuk diperhatikan agar Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) di Kabupaten Kediri bisa ditekan.
“TP-PKK Kabupaten Kediri berkoloborasi dengan dinas terkait akan berupaya sebaik mungkin demi kesejahteraan warga Kabupaten Kediri terbebas dari AKI, AKB dan stunting,” jelas Mbak Chica.
Kegiatan diskusi ini diawali dengan paparan dari dr. Ika Candra, Kabid Kesehatan Masyarakat Dinkes Kabupaten Kediri tentang program dan kegiatan percepatan penurunan AKI, AKB dan stunting.
“Untuk mensukseskan program tersebut sangat dibutuhkan pendampingan agar apa yang diperlukan ibu dan bayi dapat tercukupi, seperti asupan gizi pada ibu hamil dan bayi yang baru dilahirkan. Dengan begitu bisa dipastikan AKI, AKB dan stunting bisa dikendalikan,” jelas dr. Ika Candra.
“Program pendampingan dapat dilakukan oleh kader dan anggota ibu-ibu TP PKK yang ada di tingkat kecamatan maupun desa. Tujuan melakukan pendampingan agar kita bisa mengontrol asupan gizi bagi ibu hamil dan bayi hingga usia 2 tahun,” terangnya.
Dilanjutkan paparan dari Retno Nur Azizah SKM, M. Kes tentang Kemitraan dengan PKK forum komunikasi dengan Srikandi Biru yang berada di tingkat desa maupun kecamatan.
“Dengan adanya kemitraan ini peran PKK dan kader akan bisa maksimal, sehingga AKI dan AKB bisa teratasi. Kemitraan dalam Srikandi Biru adalah kerjasama untuk mencapai tujuan bersama. Menurunkan AKI dan AKB dan ini adalah tanggung jawab kita bersama. Para kader dan anggota TP-PKK harus tetap memberikan sosialisasi kepada warga khususnya para anggota keluarga untuk perhatian kepada ibu dan anak,” tegasnya.
Retno menyampaikan kesehatan merupakan modal dasar bagi keberhasilan pembangunan sektor lainnya. Peningkatan kerjasama yang harmonis antar instansi sangatlah diperlukan untuk mensukseskan program-program ini kedepannya.
“Sasaran utama ibu hamil beresiko tinggi dan beresiko rendah. Jadi kita memberikan pendampingan mulai ibu hamil, nifas, MP ASI dan sampai anak usia 2 tahun. Karena jika tidak didampingi bisa berakibat stunting pula,” pungkas Retno. (adv/kom)
Tinggalkan Balasan