Kediri-Pemberian Makanan Tambahan (PMT) erat kaitannya dengan tumbuh kembang balita dan kesehatan fisik ibu hamil. Bahkan dalam Prodamas Plus, Walikota Kediri mengalokasikan dana untuk Pemberian Makanan Tambahan (PMT) untuk Posyandu Balita dan Lansia. Menindaklanjuti hal tersebut, Dinas Kesehatan Kota Kediri mengadakan kegiatan Pertemuan Orientasi Kader tentang Pemberian Makanan Tambahan (PMT) Balita di Posyandu yang mendatangkan 50 orang koordinator kader Kilisuci perwakilan masing-masing kelurahan se Kota Kediri di Ruang pertemuan Dinas Kesehatan, Selasa (18/10).
Kepala Dinas Kesehatan, dr Fauzan Adima menjelaskan hal ini sesuai dengan misi kedua Walikota Kediri yakni mewujudkan SDM yang berkualitas dan berdaya saing berbasis nilai agama dan budaya. Sekaligus kegiatan tersebut untuk menghadapi Kota Kediri yang menjadi lokus stunting tahun 2023 mendatang.
“Melalui dana Prodamas Plus, Walikota Kediri memberikan perhatian serius terkait hal tersebut. Bapak Walikota juga pernah menyampaikan untuk lebih mengoptimalkan percepatan penanganan stunting dengan optimalisasi pengadaan peralatan Posyandu, terutama Posyandu Balita diantaranya dengan Pemberian Makanan Tambahan (PMT) dan vitamin. Jadi panjenengan harus pintar untuk mengemas anggaran yang sudah disediakan dan mohon nanti disesuaikan dengan kemampuan dan sasaran,” terangnya.
Terkait pemberian makanan tambahan, dr Fauzan menekankan PMT saat ini terbuat dari bahan yang berbasis bahan lokal. Untuk itu, dilanjutkan dr Fauzan kegiatan tersebut bertujuan untuk mengupgrade ilmu para kader terkait PMT.
“Sebagai mitra dinas kesehatan yang dekat dengan masyarakat, perlu adanya update ilmu dengan mengikuti pelatihan atau sosialisasi terkait PMT. Disini panjenengan akan diberikan informasi bagaimana agar PMTnya di posyandu lebih bervariasi tentunya berbasis bahan lokal sehingga ibu dan balitanya senang datang ke posyandu,” tuturnya.
Saat bertugas di Posyandu, dr Fauzan berharap para kader bisa mencatat tumbuh kembang balita dengan teliti agar data yang ditemui di lapangan valid karena data tersebut akan dijadikan acuan pendataan stunting. Terakhir, dr Fauzan berpesan agar ilmu yang didapatkan para kader bisa ditularkan ke kader lain dan diaplikasikan ke kelurahan masing-masing.
“Panjengan yang hadir disini sekaligus sebagai perwakilan dari kader kilisuci di kelurahan panjenengan. Jadi ilmu yang didapat dari sini mohon nanti disampaikan juga ke kader-kader yang lain. Selain itu, setelah mendapatkan ilmu tentang gizi seimbang atau isi piringku hari ini ketika menemukan kasus stunting, panjenengan paling tidak bisa memotivasi dan ikut mengedukasi masyarakat agar anak-anak yang stunting diberi makanan tambahan,” ungkapnya.(adv/kom)
Tinggalkan Balasan