KEDIRI- Liga Santri Piala Kepala Staf Angkatan Darat (KASAD) tingkat Kodam V Brawijaya atau tingkat Jawa Timur, diprotes salah peserta dari tim Ponpes Al-Ma’ruf, Kota Kediri, Jawa Timur, yang sudah memasuki fase semifinal. Pasalnya, salah satu tim yang berlaga, yaitu tim Pondok Pesantren An-Harun Ulum, dari Blitar, ditengarai menggunakan satu pemain professional, yaitu pemain EPA, yang berlaga di Liga I Profesional, bergabung dengan tim sepakbola professional di Malang. Protes itu dilakukan ke Asprov Jawa Timur dan panitia.
“Liga santri piala KASAD ini adalah liga amatir. Dalam aturannya sudah tegas dilarang menggunakan pemain professional. Seharusnya, tim dari Blitar itu dianulir,”ujar Tomi Wibowo, menajer tim Al-Makruf Kota Kediri,
Tomi menjelaskan, dalam pertandingan terakhir yang menentukan siapa tim yang akan lolos di tingkat nasional, pihaknya menemukan salah satu pemain tim asal Blitar adalah pemain professional dari tim Liga I di Malang. “Ini melanggar Pasal 28 ayat 1 c dan ayat 2. Intinya, pemain yang bermain di liga santri adalah pemain amatir. Kita melayangkan protes bukan hanya untuk kepentingan tim kita, tapi juga menjaga marwah nama baik Liga Santri Piala KASAD ini,”jelasnya.
Sementara itu, Bambang, salah seorang official tim Ponpes Al-Makruf, menjelaskan pihaknya mendengar informasi bahwa gara-gara protes terkait adanya pemain professional yang bermain di liga santri ini, akan dilakukan pertandingan ulang. Hanya saja, pertandingan ulang ini dinilai tidak tepat. Karena menunjukkan kurang tegasnya panitia dalam mengambil keputusan saat ada pelanggaran.
“Keputusan yang tepat bukan tanding ulang, tetapi tim yang melakukan pelanggaran pemain ini seharusnya didiskualifikasi. Ini demi menjaga sportifitas dan kejujuran tim. Kalau tanding ulang, satu saat bisa saja ada tim lain yang akan melakukan pelanggaran serupa,”jelas Bambang.
Menurut Bambang, liga santri piala KASAD ini merupakan liga amatir yang sangat bergengsi. Sejak awal, timnya sudah diwanti-wanti oleh Kodim 0809, agar tidak menggunakan pemain professional, Apapun alasannya. Sehingga semua bisa bermain jujur dan sportif,”tandasnya. (mam)
Tinggalkan Balasan