Banyak Janggal, Mas Bup ‘Diserang’ Netizen

Menelusuri isu dugaan KKN Pengisian Perangkat Desa Masal di Kediri (8)

Oleh Imam Subawi

Wartawan Kediri Post

Sejumlah kejanggalan yang dirasakan para peserta ujian pengisian lowongan perangkat desa secara masal di Kabupaten Kediri, akhir 2023, masih terus menggelinding. Ujian perangkat desa masal pada Rabu (27/12/2023) lalu, dinilai para peserta ujian, banyak yang janggal. Bahkan, instagram Bupati Kediri, Hanindhito Himawan Prama, banyak ‘diserang’ netizen, yang umumnya para peserta ujian. Namun, belum ada balasan yang jelas dari Bupati Dhito.

Pertama, sistem penilaian, dirasakan sebagian peserta, dilakukan tidak terbuka. Memang, peserta bisa mengetahui langsung nilai yang dia dapatkan. Nilai ujian, langsung muncul di computer masing-masing, tetapi  hanya peserta itu sendiri yang bisa mengetahui nilainya. Peserta tidak bisa mengetahui nilai peserta lain.

Kedua, hasil nilai tidak langsung diumumkan oleh penyelenggara atau pihak ke tiga, tetapi diumumkan oleh panitia desa. Ada yang disampaikan langsung melalui saluran WA peserta ujian, ada juga yang disampaikan melalui pengumuman di balaidesa masing-masing.

Ketiga, pengumuman hasil ujian disampaikan secara global, tidak terinci dari dua hasil ujian. Padahal, ada dua jenis ujian yang diikuti peserta. Yaitu ujian tulis tentang pengetahuan umum dan ujian praktek.

Ke empat, jarak pengumuman antara selesainya ujian dengan pengumuman yang disampaikan ke peserta, cukup jauh. Memakan waktu sekitar 12 jam lebih. Itupun, yang memberitahu adalah panitia desa. Padahal, dengan ujian online, saat itu atau setidaknya dalam waktu sangat singkat, bisa langsung dketahui dan nilai bisa langsung terekap.  Padahal, banyak peserta menginginkan hasilnya langsung diumumkan di tempat untuk menjaga fair play ujian.

Jarak waktu yang  cukup lama ini dan yang mengumumkan hasil ujian bukan pihak ketiga penyedia jasa penyelenggara ujian, memunculkan spekulasi berbagai kemungkinan yang bisa terjadi, misalnya munculnya kecurigaan di sebagian masyarakat, tentang kemungkinan dugaan pengubahan nilai hasil ujian, dan sebagainya.

Ke lima, banyak computer atau laptop yang tidak bisa log ini, untuk masuk ke web daftar pertanyaan, yang kemudian disebut oleh panitia, computer trouble.

Ke enam, banyak computer atau laptop yang disediakan panitia, tidak ada aplikasi Microsoft word. Sebagian, kemudian disarankan untuk menggunakan aplikasi worldpad. Perbedaan aplikasi ini, dinilai sebagian peserta, ikut mempengaruhi proses hasil nilai.

Ke tujuh, nama-nama peserta ujian yang lolos atau nilai tertinggi, nyaris 100 persen, adalah nama-nama yang sudah beredar di masyarakat, sebelum ujian berlangsung. Mereka, umumnya orang-orang yang dekat dengan kepala desa, perangkat desa, anak orang kaya di desa, dan sebagainya.

Mengingat banyaknya kejanggalan ujian perangkat desa ini, sebagian berusaha ‘menyerang’ Bupati Dhito, antara lain melalui instagram Dhito. Mereka umumnya meminta agar Mas Bup member member penjelasan banyaknya kejanggalan itu. Sebagian menilai, Bupati Dhito dinilai seakan hanya diam saja, terkait kejanggalan dan dugaan kecurangan pengisian perangkat desa ini.  (mam/bersambung)  

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.