KEDIRI- Anomali proyek. Mungkin, itulah kata yang pas untuk proyek pembangunan saluran air di Kelurahan Semampir, Kota Kediri. Proyek yang baru selesai sekitar 3 tahun lalu, 2019, kini dibongkar lagi dan ditumpuki dengan proyek baru, dengan jalur yang sama.
Anomali proyek saluran air di Kelurahan Semampir itu, sempat membuat sebagian masyarakat terheran-heran. Muncul kesan, seakan-akan proyek-proyek sekadar untuk mencairkan dana, tetapi secara fungsi sebenarnya serupa.
“Mestinya, kalau memang mau membangun lagi, bangunan yang lama tidak dihancurkan, tinggal meneruskan ke jalur bagian timur. Karena jalur yang sebelah barat baru dibangun, masih sangat bagus,”ujar Heri, salah seorang warga semampir.
Bukan itu saja, akibat proyek pembangunan saluran air itu, tembok makam di sebelah selatan saluran air juga ambruk. Ambruknya tembok makam itu, diduga karena pengerukan saluran air pada proyek itu terlalu dekat dengan tembok. Sehingga tanah tergerus hingga gapura dan bangunan temboknya ambruk. Kebetulan, gapura dan tembok makam itu juga dibangun pada 2019 lalu.
Tengara anomali proyek itu, seakan serupa dengan proyek pembangunan taman di bantaran Sungai Brantas sisi timur, pada 2017 lalu. Proyek taman itu baru sekitar 1 bulan dilaksanakan, dibongkar lagi, lalu dibangun proyek yang lebih besar, yaitu Ruang Terbuka Hijau (RTH), yang sekarang dikenal dengan nama Taman Brantas itu. (mam)
Tinggalkan Balasan