Kediri – Pemerintah Kabupaten Kediri bersama dengan United States Agency for Internasional Development (USAID) melalui program Momentum Private Healthcare Delivery (MPHD) turunkan angka kematian ibu dan anak.
Penurunan angka kematian ibu (AKI) serta angka kematian bayi (AKB) memang menjadi salah satu fokus kerja Bupati Kediri Hanindhito Himawan Pramana. Pihaknya meyakini bersama USAID MPHD, upaya penurunan AKI dan AKB ini bisa maksimal.
Menurut bupati yang akrab disapa Mas Dhito itu, program MPHD akan lebih kuat ketika Dinas Kesehatan terus bekerjasama dengan rumah sakit swasta, puskesmas, hingga klinik yang ada di wilayahnya.
“Saya minta Dinas Kesehatan buat semacam perjanjian kerjasama dengan rumah sakit swasta untuk menurunkan AKI dan AKB,” kata Mas Dhito, Sabtu (23/7/2022)
Kemudian dengan MPHD yang saat ini berfokus pada peningkatan fasilitas dan pelayanan di rumah sakit swasta, diharapkan mampu benar-benar menekan AKI dan AKB.
Disamping itu Mas Dhito menegaskan perlunya sosialisasi program tersebut ke berbagai fasilitas kesehatan yang ada di Kabupaten Kediri. Sehingga, muncul komitmen dan tanggung jawab bersama dalam menangani persoalan AKI dan AKB.
Dari data Dinas Kesehatan Kabupaten Kediri, pada tahun 2022 ini angka kematian ibu sejumlah 6 orang sedangkan angka kematian bayi sejumlah 58.
Sementara itu Penanggung Jawab Program MPHD Jawa Timur, Meytha Nurani menjelaskan pihaknya tengah mengembangkan program tersebut di fase kedua yang meliputi beberapa daerah di Jawa Timur, salah satunya Kabupaten Kediri.
“Di Kabupaten Kediri sendiri sasaran (MPHD) ada di 3 rumah sakit swasta, 3 klinik, dan 3 bidan praktik mandiri,” jelasnya.
Meytha berharap langkah bersama Pemerintah Kabupaten Kediri dalam mengatasi persoalan kematian ibu dan bayi ini bisa ditekan.(adv/kom)
Tinggalkan Balasan